Nikmatnya Seduhan Kopi Bambu Kertaraharja Lombok Utara

- Rabu, 20 Desember 2023 | 15:30 WIB
Nikmatnya Seduhan Kopi Bambu Kertaraharja Lombok Utara

LombokPost - Kopi menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Lombok Utara. Tiap daerahnya memiliki produksi kopi dengan citarasa yang berbeda satu sama lain.

Salah satunya yang cukup populer adalah kopi bambu yang diproduksi kelompok petani Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga.

Kopi bambu ini memiliki citarasa yang unik lantaran proses dan alat penyajian yang digunakan. Berbeda dengan kopi robusta lainnya, kopi bambu ini disajikan menggunakan coffee maker bambu. Bahkan penyajiannya pun dilakukan di gelas yang terbuat dari bambu.

Kopi produksi petani binaan BPN NTB ini cukup populer di kalangan wisatawan mancanegara di Gili Tramena. Hal ini terlihat dari banyaknya pesanan dari luar negeri, meski belum dalam jumlah yang besar. Kopi bambu ini kini sudah dipasarkan dengan kemasan yang lebih bagus dan modern.

”Produk kopi bambu sementara ini hanya masuk pasaran di tiga gili, Trawangan, Meno, dan Air,” ujar Kepala BPN Lombok Utara H Supriadi dalam festival bazar UMKM di kantor BPN NTB di Mataram, Jumat pekan lalu (15/12).

Dikatakannya, kopi bambu ini belum bisa diekspor dalam sekala besar lantaran masih kurangnya modal untuk produksi bahan baku. Belum lama ini, sudah ada permintaan pengiriman dari Korea dan Jepang.

Sejauh ini, sekali produksi kelompok petani kopi Dusun Kerta mengolah biji kopi sebanyak dua karung. Dari jumlah tersebut bisa menghasilkan kopi sebanyak 100 kilogram.

Baca Juga: Produk Bimbo Coffee Gandeng Petani Kopi Lokal

Salah satu kendala, panennya yang hanya sekali setahun. Proses pengolahannya pun dilakukan langsung oleh petani kopi Kerta. Mulai dari pemetikan, penjemuran, hingga kering, dan pengolahan hingga menjadi bubuk kopi.

Setelah menjadi bubuk kopi, kemudian dikemas dengan kemasan modern ukuran 150 gram. Kemudian dijual seharga Rp 40 ribu per kemasan. Sementara untuk coffee makernya dijual sekitar Rp 200 ribu, full set dengan gelas dan mini termos bambunya.

”Bisa juga dipesan dengan ukiran nama pemesannya, bisa juga dipesan secara terpisah, gelasnya saja atau coffee maker saja,” bebernya.

Korsub Survei Pengukuran dan Pemetaan Kadastral BPN KLU Muhammad Agung R mengatakan, penggunaan alat bambu membuat citarasa kopi menjadi berbeda. Di samping itu, citarasa khas juga dihasilkan lantaran kopi ini ditanam di ketinggian 1.000 mdpl. ”Ada kecutnya, ada manisnya juga. Jadi tanpa gula pun sudah ada sedikit rasa manis yang disuguhkan,” bebernya.

Kopi bambu ini merupakan produk lokal dari pedalaman Gangga. Dikarenakan belum dilirik pemerintah, pihaknya sengaja membawanya dalam kegiatan bazar UMKM BPN NTB di Mataram. ”Kami berharap ke depannya UMKM, khususnya kopi bambu diperhatikan pemerintah,” katanya.

Menurutnya, kopi bambu memiliki potensi penjualan yang besar tidak hanya di Gili Tramena. Hal ini lantaran citarasa dan pembuatannya yang belum ditemukan di perkotaan. Sebab itu, pihaknya berencana membuka coffee shop di Kota Mataram. ”Kita lagi cari link atau mitra yang cocok, kita ingin memperkenalkan kopi bambu beserta coffee maker, dan juga kopi-kopi Lombok Utara lainnya,” tandas Agung. (fer/r9)

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lombokpost.jawapos.com

Komentar