Progres Hampir 50 Persen, Hutama Karya Komitmen Rampungkan Proyek MRT Rute Mangga Besar - Glodok - Kota Tepat Waktu

- Selasa, 09 Januari 2024 | 18:30 WIB
Progres Hampir 50 Persen, Hutama Karya Komitmen Rampungkan Proyek MRT Rute Mangga Besar - Glodok - Kota Tepat Waktu

JAKARTA, murianetwork.com – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mempercepat penyelesaian proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A CP 203 rute Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 1,44 km.

Proyek itu sendiri guna mewujudkan sistem transportasi massal yang terintegrasi di Jakarta,

Proyek tersebut berfokus pada pengerjaan stasiun bawah tanah pada jalur Glodok dan Kota dengan luas 52,196 m2. 

Baca Juga: KPTS Ajak Polisi Lalu Lintas Evaluasi Keselamatan Pejalan Kaki di Area Simpanglima Semarang

Kemudian, tunnel (terowongan) sepanjang 684 m x 2 yang dimulai sejak bulan September 2021 serta ditargetkan rampung pada bulan April 2027 mendatang.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa awal 2024, progres proyek senilai Rp 3,8 Triliun ini secara keseluruhan sudah mencapai 42,97 persen.

“Pembangunan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berjalan dengan progres signifikan dari rencana awal,” ujar Tjahjo.

Baca Juga: Super Elang Jawa Lakoni Latihan Perdana

Proyek digarap melalui kerja sama operasi (KSO) antara Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta (SMCC) dan Hutama Karya (SMCC-HK).

Pekerjaan yang dilakukan antara lain menggarap desain maupun bangunan yaitu D-Wall (dinding penahan tanah), penggalian, struktur, MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing), arsitektur, reinstatement serta bored tunnel sepanjang 1,368 km.

Adapun pekerjaan yang sudah selesai hingga saat ini pada stasiun Glodok adalah membangun D-Wall, penggalian serta struktur dengan menyisakan pengerjaan MEP dan arsitektur.

Baca Juga: Pria Ini Nemuin iPhone yang Jatuh dari Pesawat Alaska Airlines, Kondisinya Masih Nyala dengan Baterai Sisa 44 Persen

Pada Stasiun Kota, pekerjaan yang telah selesai adalah membangun D-Wall serta untuk penggalian, struktur, MEP maupun arsitektur masih dalam proses penyelesaian.

Lebih lanjut Tjahjo menyampaikan bahwa sejumlah tantangan yang cukup signifikan dihadapi KSO SMCC-HK.

Di antaranya ditemukan ODCG (Objek Diduga Cagar Budaya) pada saat proses konstruksi serta lokasi proyek yang sempit dan berdekatan dengan bangunan cagar budaya maupun milik perorangan sehingga perlu penanganan khusus.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com

Komentar