Pengendalian Inflasi, Bank Indonesia Jabar Gulirkan Cianjur Project

- Senin, 22 Januari 2024 | 16:30 WIB
Pengendalian Inflasi, Bank Indonesia Jabar Gulirkan Cianjur Project

BANDUNG,murianetwork.com - Bank Indonesia Jawa Barat bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Cianjur menginisiasi program bertajuk “Cianjur Project", Senin (22/1/2024).

Langkah itu dilakukan sebagai upaya sinergi sekaligus mendukung pengendalian inflasi dan mendukung perekonomian melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah terutama pondok pesantren, serta perluasan digitalisasi di wilayah Cianjur.

Implementasi program Cianjur Project diwujudkan dengan membentuk Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (PANGSI) sebagai kelanjutan success story dari pengembangan ekosistem yang sama di wilayah Sukabumi pada 2023.

Menurut Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Erwin Gunawan Hutapea, guna mengoptimalkan potensi Cianjur sebagai produsen beras sekaligus salah satu lumbung beras Jawa Barat, Ekosistem PANGSI – Cianjur Project berfokus pada budidaya, penggilingan, dan pemasaran komoditas beras dengan melibatkan peran strategis pondok pesantren sebagai unit usaha syariah yang potensial.

Baca Juga: Alat Peraga Kampanye yang Membahayakan Minta Ditertibkan

Pencanangan “Cianjur Project” itu secara resmi dilakukan dengan penandatanganan naskah Komitmen Ekosistem Ketahanan Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat oleh Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Bupati Cianjur, Kelompok Tani Tipar Jaya, dan pimpinan 5 Pondok Pesantren di wilayah Kabupaten Cianjur (Ponpes Daar Adnan, Ar-Risalah, Al-Mughniyyah, Al-Kautsar, dan Al-I’tishom).

Selain Pondok Pesantren, ekosistem PANGSI – Cianjur Project juga didukung oleh keterlibatan Forkopimda, perbankan, pelaku usaha, terutama UMKM, dan kelompok masyarakat subsisten di wilayah Kabupaten Cianjur.

"Ekosistem PANGSI - Cianjur Project ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan revitalisasi penggilingan padi dengan harga kompetitif melalui implementasi ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir," tandasnya.

Baca Juga: Di Bawah Kepemimpinan Erick Thohir, Santunan Hari Tua (SHT) Eks PTPN II Sebesar Rp550 Miliar Dibayar Lunas

Hal itu, jelasnya, dilakukan di antaranya melalui implementasi digital smart farming dan pertanian presisi guna meningkatkan produktivitas pertanian, selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor; dan menciptakan regenerasi petani dengan adanya dorongan motivasi melalui sifat ekosistem yang inklusif.

Erwin menambahkan, selain ekosistem PANGSI, guna mendukung percepatan dan perluasan digitalisasi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi, Cianjur Project juga diwujudkan melalui  perluasan elektronifikasi transaksi daerah (ETPD).

Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan digitalisasi Pemda Kab. Cianjur yang masih memiliki ruang untuk terus ditingkatkan. Indeks ETPD Kab. Cianjur semester I-2023 tercatat sebesar 92,25%, menurun dari 96,75% pada semester II-2022. Penurunan terjadi pada aspek realisasi transaksi non-tunai dari 67,5% pada semester II-2022 menjadi 22,5% pada semester I-2023.

Baca Juga: Hasil Piala Asia: Gajah Perang Tahan Imbang Oman 0-0, Jaga Peluang Lolos ke Babak 16 Besar

Implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah di lingkungan Pemkab Cianjur diperkuat dengan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Daerah atau Kartu Kredit Indonesia (KKI) untuk mendukung efisiensi dan transparansi dalam realisasi serta pertanggungjawaban penggunaan anggaran pemerintah pusat dan daerah, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com

Komentar