Perjalanan PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) di Pasar Saham: Potensi dan Tantangan Industri Perternakan Unggas

- Selasa, 23 Januari 2024 | 06:30 WIB
Perjalanan PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) di Pasar Saham: Potensi dan Tantangan Industri Perternakan Unggas

murianetwork.com,JAKARTA-PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), pemain terkemuka di industri peternakan unggas dan rumah potong hewan di Indonesia, telah menarik perhatian di pasar keuangan sejak Penawaran Umum Perdana (IPO).

Operasional AYAM mencakup berbagai aspek peternakan unggas, termasuk pembiakan, peternakan ayam pedaging, dan produksi telur, dengan lokasi utama di Ngawis, Purbalingga, Klerong, dan Sleman.

Inti pendapatan AYAM dihasilkan melalui beragam produk dan layanan.

Portofolio perusahaan meliputi Day Old Chick (DOC) dari peternakan, ayam broiler komersial, telur komersial, fasilitas penetasan telur, dan karkas ayam dari rumah potong hewan.

Model bisnis yang terdiversifikasi ini memposisikan AYAM untuk memenuhi beragam kebutuhan pasar di sektor perunggasan.

Baca Juga: Prospek Industri Unggas, Kenaikan November dan Desember, Day Old Chick atau DOC Alami Penurunan September

Namun, kondisi keuangan AYAM saat ini memberikan gambaran yang beragam. Perusahaan diperdagangkan dengan Price-to-Earnings Ratio (PER) sebesar 33,71x dan Price-to-Book Value (PBV) sebesar 3,65x.

Angka-angka ini jauh melampaui rata-rata industri yang sebesar 16,84x PER dan 1,39x PBV, sehingga menunjukkan status overvalued.

Penilaian yang berlebihan ini diperburuk oleh penurunan penjualan dan laba baru-baru ini, serta penurunan profitabilitas yang signifikan sebesar -79,4% dari tahun 2021 hingga 2022.

IPO AYAM yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp80 miliar melalui penerbitan 800 juta saham merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan prospek pertumbuhan.

Dana IPO tersebut diperuntukkan untuk berbagai keperluan, antara lain pembelian lahan, pembangunan fasilitas pembenihan, pembayaran utang, dan modal kerja.

Namun, terlepas dari rencana ambisius tersebut, kinerja keuangan AYAM menunjukkan tren yang memprihatinkan dengan penurunan penjualan sebesar 22,35% Year-on-Year (YoY) menjadi Rp115,66 miliar per 31 Mei 2023, meskipun laba sebelum pajak dan laba bersih mengalami penurunan. terlihat meningkat masing-masing sebesar 48,78% dan 59,63% YoY.

Baca Juga: Gebrakan JPFA , Lonjakan Ekspor Tiga Kali Lipat Dibanding Tahun Lalu dan Posisi Pasar dalam Industri Pakan Unggas Makin Kuat

Tantangan sektor perunggasan yang lebih luas pada tahun 2023, terutama kenaikan harga jagung yang berdampak pada profitabilitas, juga mempengaruhi posisi AYAM di pasar.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: balitren.com

Komentar