Krisis Ekonomi Eropa, Pasar Keuangan dan Harga Emas Indonesia Terus Menguat

Wednesday, 31 January 2024
Krisis Ekonomi Eropa, Pasar Keuangan dan Harga Emas Indonesia Terus Menguat
Krisis Ekonomi Eropa, Pasar Keuangan dan Harga Emas Indonesia Terus Menguat

Medan - murianetwork.com | Kabar buruk menimpa Eropa ketika data Produk domestik bruto (PDB) Jerman pada kuartal keempat 2023 mengalami kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.

Terhitung sejak kuartal sebelumnya, ekonomi Jerman terkontraksi sebesar 0,3%, dan kini, pada kuartal keempat, penurunan mencapai 0,2% secara tahunan. Dengan demikian, Jerman resmi memasuki jurang resesi.

Dikutip Reuters, aktivitas bisnis di Eropa mengalami kontraksi hingga mencapai level terendah sejak November 2020. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tenggelam Tertekan oleh Lesunya Aktivitas Ekonomi dan Perang Israel-Hamas

Adapun penurunan aktivitas ini tidak hanya terbatas pada sektor manufaktur dan jasa, melainkan juga mencakup kontraksi aktivitas sektor swasta yang pertama kali terjadi pada 2023.

Selain itu, pesanan baru juga mengalami penurunan terbesar sejak akhir 2020, menyebabkan perusahaan-perusahaan menyelesaikan pekerjaan luar biasa dengan laju tercepat dalam tiga tahun terakhir.

Dampak dari penurunan ini menciptakan prospek 12 bulan yang paling lemah sepanjang tahun 2023, yang kemudian berdampak pada pertumbuhan lapangan kerja. 

Baca Juga: Pesimis Tuh Milik Orang-orang yang Minder, Bagaimana Cara Mengantisipasinya? Berikut 5 Cara untuk Mengantisipasinya

Akibatnya, lapangan kerja di sektor swasta meningkat pada tingkat paling lambat dalam 31 bulan terakhir.

Namun demikian, ketidakpastian di Eropa tidak sepenuhnya menciptakan gelombang negatif di seluruh pasar keuangan dunia, tak terkecuali Indonesia.

Menurut pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin, IHSG berhasil menguat di atas level 7.200 setelah awalnya diperdagangkan di zona merah pada sesi pembukaan.

Baca Juga: IHSG Naik 15,72 Poin ke Level 7.207,94 di Perdagangan Terakhir Bulan Januari. Rabu (31/1/2024)

Gunawan mengatakan bahwa pelaku pasar kini tengah menanti rilis PDB zona euro, yang juga diproyeksikan akan tumbuh negatif. 

Seiring rilis pengumuman, kinerja mata uang rupiah malah menunjukkan kekuatan dengan ditutup menguat di level 15.777 per US Dolar, setelah sempat melemah di kisaran level 15.830 per US Dolar selama sesi perdagangan hari ini. 

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: realitasonline.id

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler