murianetwork.com - Akhir tahun menjadi masa dimana banyak emiten mulai memoles catatan kinerja portofolio-nya. Ini di pasar saham disebut dengan istilah Window Dressing. Menanggapi fenomena tersebut para trader bisa mengamati saham di LQ45.
Window dressing merupakan fenomena mempercantik kinerja portofolio yang biasa dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) dengan tujuan untuk “memikat” para investor.
Pada umumnya window dressing terjadi pada akhir setiap kuartal, namun di Indonesia window dressing terkuat terjadi pada akhir kuartal IV atau akhir tahun.
Baca Juga: Korea Selatan Dihadapkan Situasi Populasi Yang Terancam
"Salah satu efek yang terjadi dari adanya fenomena ini ialah terjadinya peningkatan harga saham yang cukup signifikan pada bulan Desember," ungkap Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna, Jumat (22/12/2023).
Fenomena window dressing ini biasanya dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan keuntungan.
Bagi perusahaan, window dressing memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan (market cap) akibat dari para investor yang membeli saham mereka saat fenomena window dressing terjadi.
Sementara itu bagi Manajer Investasi (MI), dengan berhasil mencatatkan kinerja portofolio yang tumbuh positif maka ini bisa menjadi benchmark yang cukup menarik untuk kinerja tahun berikutnya dan bagi investor maka akan mendapatkan capital gain yang cukup tinggi.
Adapun hal-hal menarik terkait potensi window dressing pada 2023 layak diperhatikan, yakni suku bunga tinggi (higher for longer), fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, yield US treasury 10 years dan pemilu 2024.
Dimas menjelaskan terjadinya inflasi yang cukup tinggi akibat dari pandemi Covid 19 mengakibatkan hampir seluruh pemerintah menaikkan tingkat suku bunganya seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sehingga turut memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan IHSG.
Baca Juga: Para Pelajar Korea Selatan Gugat Pemerintah Hanya Karena Waktu Bel Ujian
Selanjutnya terkait fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, beberapa saham yang baru IPO dan dipegang oleh pihak-pihak konglomerat seperti saham dengan kode CUAN, BREN, AMMN turut memberikan dampak kenaikan cukup positif dan besar terhadap pergerakan IHSG serta menduduki jajaran TOP 10 Gainers saham IPO 2023.
Sedangkan untuk konteks yield US treasury 10 years, tingkat imbal hasil treasury 10 years tercatat mengalami kenaikan tertinggi pada Oktober 2023 sebesar 4.98% (tertinggi dalam 16 tahun) yang juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG.
Terkait iklim politik jelang pemilu 2024, berdasarkan historicalnya, pergerakan IHSG pada Desember jelang tahun pemilu tercatat meningkat dengan rata-rata diatas 6% dengan probabilitas meningkat sebesar 50%.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: riaumakmur.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Bansos BPNT Cair! Tapi Nominalnya Berubah Jadi 200 Ribu Per Bulan? Berikut Penjelasan dari Pemerintah
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi