murianetwork.com – Salah satu emiten batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), sudah lama tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Bahkan, terakhir kali emiten BUMI membagikan dividen kepada pemegang sahamnya adalah pada tahun 2012 silam, yakni sebesar Rp14,31 per saham.
Adapun alasan kenapa perusahaan ini tidak membagikan laba selama lebih dari 10 tahun adalah karena badan usaha ini belum memenuhi persyaratan.
Perusahaan yang bergerak di bidang batubara ini tidak memenuhi persyaratan karena mencatatkan defisit.
Menurut laporan keuangan milik perusahaan ini yang dibagikan secara publik oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), badan usaha ini mengalami penurunan dalam hal pendapatan dan keuntungan pada September 2023 dibandingkan dengan September 2022.
Pada September 2022, PT Bumi Resources Tbk mencatatkan pendapatan sebesar USD1,17 miliar atau setara dengan Rp18,21 triliun. (kurs USD1 = Rp15.500)
Jumlah di atas turun sebesar 15,78% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 yang berada di kisaran USD1,39 miliar atau setara dengan Rp21,62 triliun.
Selain penurunan penghasilan, keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan ini juga ikut berkurang.
Per September 2023, badan usaha ini berhasil mencatat penghasilan periode berjalan sebesar USD64,42 juta atau setara dengan Rp998,53 miliar.
Terjadi penurunan sebesar 83,19% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni September 2022.
Per September 2022, emiten batu bara ini berhasil membukukan laba sebesar USD 383,23 juta atau setara Rp5,94 triliun.
Penurunan laba secara signifikan ini terjadi karena adanya penurunan pendapatan dan beban pokok pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Bansos BPNT Cair! Tapi Nominalnya Berubah Jadi 200 Ribu Per Bulan? Berikut Penjelasan dari Pemerintah
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi