Ekspor Rempah Indonesia Mencatat Kenaikan, Ini Alasannya

- Jumat, 19 Januari 2024 | 05:30 WIB
Ekspor Rempah Indonesia Mencatat Kenaikan, Ini Alasannya

murianetwork.com - Nilai ekspor rempah Indonesia mencatat kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama Januari-November 2023, volume ekspor rempah-rempah mencapai 148,22 ribu ton (naik 29,77 persen yoy) dengan total nilai ekspor mencapaiUSD 564,12 juta (turun 4,16 persen yoy).

’’Hal ini mengindikasikan permintaan terhadap rempah-rempah Indonesia tetap menguat di tengah fenomena penurunan harga rempah-rempah secara agregat,’’ ujar Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI Rini Satriani di Jakarta, kemarin (17/1).

Negeri Rempah Foundation mencatat lebih dari 400 jenis rempah yang tersebar di seluruh dunia, dan Indonesia, dengan 275 jenis rempahnya, menjadi pusatnya sejak abad ke-15.

Baca Juga: Kekasih Diduga Bunuh Pacarnya di Rumah Kontrakan Kawasan Sukmajaya Depok, Terduga Pelaku Kirimkan Whatsapp ke Sang Ibu, Begini Pesannya

Rini melanjutkan, Tiongkok, Amerika Serikat, India, Vietnam, dan Belanda menjadi negara tujuan utama ekspor rempah-rempah.

Sementara itu, peningkatan ekspor tertinggi pada periode Januari-November 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dicatatkan ke Bangladesh, Pakistan, Tiongkok, India dan Peru.

’’Pada masa awal merebaknya pandemi Covid-19, kesadaran akan pentingnya kesehatan meningkat. Rempah-rempah bukan hanya bumbu, tetapi juga bahan baku untuk herba dan obat lokal yang mendukung sistem imunitas tubuh. Hal ini turut mendukung permintaan rempahrempah dunia,’’ jelas Rini.

Baca Juga: 1.551 Calon Haji Kota Depok Belum Lunasi BPIH, 12 Februari Batas Waktu Pelunasan Tahap I, Simak Selengkapnya

Dia melanjutkan, rempah-rempah seperti pala, lawang, dan kapulaga memiliki peran penting dalam industri makanan dan kosmetik.

Selain itu, adas, ketumbar, dan jintan membuktikan manfaat kesehatannya, mulai dari merawat kesehatan perut hingga menjaga kadar gula darah dan mengurangi kolesterol jahat.

Sepanjang Januari-November 2023, terjadi pelemahan permintaan rempah – rempah seperti pala, lawang, kapulaga, lada, dan kayu manis.

Baca Juga: Warga 4 Kelurahan di Kota Depok Terpesona Wenny Haryanto, Ternyata ini Penyebabnya

Di sisi lain, beberapa rempah membukukan pertumbuhan positif seperti cengkeh yang tumbuh 61,03 persen (YoY), adas, ketumbar, jinten tumbuh 81,55 persen, dan jahe, kunyit, dan rempah lainnya yang tumbuh 139,47 persen (YoY).

’’Meskipun beberapa rempah mengalami penurunan permintaan, ada pula yang tumbuh positif, seperti cengkeh dan rempah-rempah lainnya,’’ kata Rini.

Dia menyebut, meskipun neraca perdagangan rempah Indonesia selalu surplus sejak 2017, tantangan perubahan iklim dan perlambatan ekonomi di beberapa negara tujuan perlu diwaspadai karena dapat menghambat ekspor rempah-rempah Indonesia.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radardepok.com

Komentar