Cerpen Karena Rahim Istriku Dibilang Kosong

- Minggu, 07 Januari 2024 | 15:30 WIB
Cerpen Karena Rahim Istriku Dibilang Kosong

Oleh: Jimat Kalimasadha

JIKA hubungan ini memungkinkan untuk berlanjut, aku hanya memiliki separohnya saja untuk mendapatkan kebahagiaan dan separohnya adalah penderitaan yang harus aku bayarkan pada harga kesalahan masa laluku.

Itu kata Paman Nengah, yang masih jelas aku ingat, dari sekian banyak nasihatnya yang disampaikan dengan serius malam itu.

Dari selepas isya sampai pukul tiga dini hari, kami berbicara di ruang tamu, tapi apa yang aku dapat? Hampir semua jawaban Paman Nengah tak jauh berbeda dengan jawaban ‘orang-orang pintar’ yang aku mintai konsultasi tentang hubunganku dengan Silayah.

Baca Juga: Asal usul Kabupaten Batang Jawa Tengah yang Penuh dengan Gangguan Siluman, Begini Legenda yang Beredar

Tak ada satupun solusi yang sesuai dengan harapanku.

“Sebenarnya, solusi apa yang kamu inginkan?” tanya Paman Nengah berbalik.

“Penginku sih, Paman menemui orang tua Silayah, lalu memintakan maaf kepada orang tua Silayah atas kesalahanku dan menyatakan niatku menikahi Silayah secara resmi.”

“Sekarang?” tanya Paman sambil menatapku lewat sudut matanya.

Baca Juga: Bocoran Kode Reedem ML Januari 2024, Mobile Legends Bang Bang Makin Seru

“Besok pagi.”

“Kamu ingin jawaban secepatnya atau ingin solusi yang solutip?”

“Jawaban orang tua Silayah bagiku adalah solusi.”

Udara malam itu sangat panas, tapi terasa lebih panas di ruang tamu Paman Nengah.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Ini Serangkaian Acara Gebyar PKL Kudus Libatkan Ratusan Pedagang Kecil

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com

Komentar