MURIANETWORK.COM - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengungkap motif permainan pengacara terkait kasus tuduhan pemerasan terhadap tersangka pembunuhan yakni Arif Nugroho dan Bayu Hartoyo.
Dari rangkaian gugatan tersangka, Sugeng melihat ada dugaan inisiatif dari pengacara sebagai perantara atas tuduhan pemerasan yang melibatkan oknum polisi yakni AKBP Bintoro Cs.
"Inisiatif terlihat dari pengacara. Ada pengacara menjadi perantara, kan ini tersangka ditahan, tentu polisi tidak berbicara langsung ke tersangka. Satu, dia (polisi) tahu ada aturan kode etik," ujar Sugeng yang dilansir dalam kanal video Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Kamis (6/2/2025).
Selain itu, Sugeng menduga pengacara dari tersangka atas kasus ini, telah memberikan informasi yang berbeda kepada tersangka maupun oknum polisi.
"Ada wilayah yang abu-abu yaitu pengacara ini yang saya duga memainkan dua sisi, bicara sama kliennya (tersangka) bicaranya polisi minta, bicara sama polisi duitnya ada cuman segini," ujarnya.
Dari informasi yang didapat, Sugeng menjelaskan, aliran transaksi dana dari tersangka maupun keluarga tersangka, telah masuk semua ke dalam rekening bank dari pengacara.
"Jadi, kalau yang tunai yang sudah saya dapat informasi ada lima transaksi; Rp500, Rp500, Rp600 juta dikirim dari rekeningnya Arif Nugroho pakai m-banking ke rekening pengacara yang katanya buat polisi," jelas Sugeng.
"Rp1 miliar, dikirim oleh istrinya Arif Nugroho. Rp1,5 miliar oleh ibunya Arif Nugroho, semua ke rekening pengacara," sambungnya.
Sugeng juga mengatakan, tidak ada aliran dana masuk ke rekening oknum polisi AKBP Bintoro Cs yang terlibat atas kasus tuduhan pemerasan ini.
"Tidak ada yang ke rekening AKBP B, ataupun AKP Z, AKBP Go, tidak ada (transfer langsung), mana mau mereka terima transfer, tunai, jadi bawa tentengan," ungkap dia.
Dari kontruksi gugatan, Sugeng menyebut, pengacara bernama Evelin Dohar Hutagalung (EDH) berinisiatif untuk menjual mobil mewah milik tersangka untuk biaya pengurusan perkaranya.
"Yang berinisiatif dan agak maksa juga adalah pengacaranya yang namanya EDH, pengacara Arif yang pertama. Itu harganya Lamborghini sekitar Rp6 miliar tapi dijual Rp3,5 miliar," kata dia.
Sugeng menegaskan, Evelin Dohar Hutagalung harus dipanggil kembali untuk melakukan pemeriksaan karena sebelumnya tidak hadir.
Dia juga juga menegaskan bahwa, kasus ini akan mulai terbongkar ketika pengacara sebelumnya dari tersangka tersebut telah diperiksa.
"Dia (EDH) tidak hadir saat dimintai keterangan oleh Paminal (Pengamanan Internal di Lingkungan Polri) Polda karena memang Paminal Polda tidak punya upaya paksa karena ini pemeriksaan etik," beber Sugeng.
"Sekarang dia (EDH) dilaporkan oleh pengacara Arif Nugroho yang baru dengan LP nomor 612 kasus 372, 374, 378 dan TPPU, dari sinilah baru nanti terbongkar," pungkasnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Sederet Kasus Jokowi dan Keluarga Yang Pernah Dilaporkan Ubedilah Badrun ke Penegak Hukum
Bekas Tersangka Kasus Asabri Tan Kian Ikut Lelang Jam Tangan Mewah di Swiss
Teka-Teki Peran Ketum PP Japto Soerjosoemarno Dalam Kasus Korupsi Rita Widyasari, Apa Kaitannya?
Kebablasan! DPR Tambah Wewenang Copot Pejabat Negara, Politik Makin Jadi Panglima