UGM Didesak Buka Data Ijazah Jokowi, Alumni UGM dan Ahli Hukum Siap Datang!

- Senin, 14 April 2025 | 12:20 WIB
UGM Didesak Buka Data Ijazah Jokowi, Alumni UGM dan Ahli Hukum Siap Datang!




MURIANETWORK.COM - Gelombang kritik terhadap keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat. 


Kali ini, sejumlah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), aktivis hukum, serta praktisi dari berbagai latar belakang dijadwalkan akan berkumpul di kampus UGM dalam agenda silaturahmi, halal bi halal, sekaligus melepas rindu pada almamater. 


Namun, selain temu kangen, agenda ini juga membawa misi yang lebih serius: mendesak kejelasan terkait dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi.


Ahmad Khozinudin, sastrawan politik yang turut menggagas pertemuan ini, menegaskan bahwa keraguan terhadap keaslian ijazah Jokowi bukan hanya berasal dari Bambang Tri Mulyono. 


Beberapa tokoh alumni UGM bahkan telah mengeluarkan pernyataan keras.


Salah satunya adalah Rismon Hasiholan Sianipar, alumni UGM sekaligus ahli forensik digital, yang menyebut ijazah Jokowi “11.000 triliun persen palsu”. 


Pernyataan ini diperkuat dengan klaim dari Roy Suryo, mantan Menpora dan ahli telematika, yang menyatakan ijazah tersebut “99,9 persen palsu”.


“Roy Suryo halus, mewakili gaya Jawa. Sedangkan Rismon blak-blakan, khas Sumatera. Tapi substansinya sama: mereka meragukan keaslian ijazah Jokowi,” ujar Khozinudin dalam pernyataan kepada wartawan, Senin (14/4/2025).


Untuk menghindari kesan panik, Khozinudin menyarankan agar UGM bersikap terbuka dan menyiapkan sejumlah langkah konkret menghadapi tamu. 


Mulai dari menyediakan jamuan lebaran, hingga menghadirkan “meja verifikasi data ijazah” yang transparan dan bisa diuji kevalidannya secara ilmiah.


Ia juga mengkritik sikap kampus yang hanya mengandalkan testimoni berulang dari petinggi universitas seperti Ova Emilia dan Sigit Sunarta.


“UGM itu lembaga akademik, bukan lapak jualan jamu. Jangan sampai reputasi kampus ternoda hanya karena membela sesuatu yang tak bisa dibuktikan,” tambahnya.


Jika UGM tak mampu menghadirkan data otentik, Khozinudin menyarankan agar kampus membuat pengakuan dosa dan tobat nasional.


“Lebih baik kehilangan Jokowi, daripada kehilangan reputasi akademik. Alumni akan lebih bangga pada kampus yang jujur dan berani mengakui kesalahan,” tutupnya


Soal Ijazah Jokowi, Roy Suryo: Bukan Masalah Personal, Ini Marwah Konstitusi!


Meski Joko Widodo telah purna tugas sebagai Presiden dan kini kembali menjadi warga negara biasa, polemik seputar keaslian ijazahnya terus menjadi sorotan.


Bagi Roy Suryo, mantan Menpora sekaligus pakar telematika yang juga alumnus FISIP UGM, penyelidikan terhadap keabsahan ijazah Jokowi bukan sekadar isu personal, melainkan soal prinsip dan rekam jejak kepemimpinan nasional.


“Ini bukan perkara dendam atau ingin mempermalukan seseorang yang sudah tak menjabat. Ini tentang konsistensi kita menjaga marwah konstitusi dan etika bernegara,” kata Roy dalam sebuah perbincangan seperti dilihat dari podcast DiskursusNet, Sabtu, 12 April 2025.


Menurut Roy, sangat penting bagi bangsa ini untuk memastikan seluruh pejabat publik, terutama yang pernah memimpin republik ini, memiliki latar belakang administratif yang sah dan transparan.


Ia menegaskan, dugaan kejanggalan pada dokumen pendidikan Jokowi tak bisa diabaikan begitu saja.


“Kalau memang ada indikasi dokumen pendidikan tidak valid, maka ini menyentuh persoalan fundamental. Bagaimana bisa seseorang bisa ikut berkali-kali pemilu, menjadi walikota, gubernur, bahkan dua periode presiden, kalau syarat administratif dasarnya tidak beres?” tegasnya.


Roy bahkan mengingatkan bahwa penyelidikan ini bisa menjadi pintu masuk untuk melihat lebih dalam kemungkinan adanya pola pelanggaran serupa.


Ia tak menampik bahwa jika kasus ini terbukti, bisa saja ada figur lain dengan sejarah yang tak kalah mencurigakan.


“Ini bisa jadi preseden berbahaya. Jangan-jangan yang sekarang duduk sebagai RI 2 juga punya cerita serupa. Kalau kita biarkan, kita sedang memelihara kebusukan sistemik,” ujarnya.


Ia pun mengutip pepatah Jawa: kacang ora ninggal lanjaran, yang berarti anak tidak jauh dari tabiat orang tuanya.


Roy khawatir, jika praktik manipulatif di masa lalu tidak pernah diungkap tuntas, maka pola itu akan terus berulang dengan cara yang makin canggih.


Roy juga mengingatkan bahwa upaya mengungkap kasus ini bukan isapan jempol belaka.


Beberapa aktivis dan pihak independen telah melakukan investigasi visual terhadap ijazah Jokowi. 


Salah satu temuan menyebutkan bahwa sosok dalam foto ijazah tersebut bukanlah Jokowi, melainkan seseorang bernama Dumatno Budi Utomo.


“Ini bukan sekadar klaim liar. Ada data pembanding, ada arsip yang ditelusuri, dan hasilnya sudah dipublikasikan. Ini harus diuji lewat proses hukum, bukan hanya diperdebatkan di media sosial,” ujar Roy.


Bagi Roy, tuntasnya kasus ini bukan hanya soal membongkar masa lalu, tapi soal menjaga masa depan republik.


“Kalau satu kebohongan besar bisa lolos tanpa konsekuensi, maka kita sedang menyiapkan panggung bagi kebohongan lain untuk tumbuh subur. Kita tak boleh diam,” pungkasnya.


👇👇



Sumber: JakartaSatu

Komentar