Menggali Sejarah Penerimaan Pengungsi Rohingya di Indonesia

- Rabu, 10 Januari 2024 | 08:01 WIB
Menggali Sejarah Penerimaan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Rute Orang Rohingya Masuk ke Perairan Indonesia

murianetwork.com -- Menggali Sejarah Penerimaan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Indonesia, meskipun bukan negara penandatangan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Pengungsi tahun 1951, telah menyimpan sejarah panjang dalam menerima pengungsi yang mencari perlindungan ketika mereka tiba di wilayah Indonesia.

Salah satu contoh paling nyata dari sejarah ini adalah kehadiran hampir satu juta warga Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di Cox's Bazar, dekat perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar.

Kehadiran mereka sebagian besar disebabkan oleh melarikan diri dari tindakan keras yang dilakukan oleh militer Myanmar pada tahun 2017.

Ribuan warga Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, telah mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahunnya dengan melakukan perjalanan laut yang panjang dan mahal.

Mereka sering menggunakan perahu kecil yang berlayar dari Bangladesh, dengan harapan mencapai Malaysia atau Indonesia.

Sebagian dari mereka, sekitar 300-400 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, akhirnya mendarat di pantai provinsi Aceh di timur laut Indonesia.

Perjalanan mereka yang melelahkan dan berbahaya ini merupakan bagian dari serangkaian kedatangan, sebagian besar berasal dari kamp-kamp di Bangladesh.

Kedua perahu tersebut mendarat di dua lokasi berbeda, satu di Kabupaten Aceh Besar dan yang lainnya di desa Blang Raya di Kabupaten Pidie, beberapa mil ke arah tenggara.

Menurut keterangan seorang warga Rohingya, kapal mereka telah berlayar di laut selama enam minggu, tanpa sisa makanan atau minuman.

Penerimaan terhadap pengungsi Rohingya di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak lama, Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi mereka yang mencari perlindungan dari konflik dan kekerasan di negara asal mereka.

Meskipun belum secara resmi menjadi pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB, Indonesia terus menunjukkan sikap kemanusiaan dengan memberikan bantuan dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi.

Meskipun tantangan dan dilema muncul dalam menangani gelombang pengungsi, baik dari segi keamanan maupun sosial, Indonesia terus berusaha untuk menanggapi situasi ini dengan sikap yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: beritasenator.com

Komentar