Reaksi Dunia Internasional Atas Serangan AS dan Inggris ke Yaman, Pelanggaran Kedaulatan dan Integritas Teritorial Negara serta Hukum Internasional

- Sabtu, 13 Januari 2024 | 08:01 WIB
Reaksi Dunia Internasional Atas Serangan AS dan Inggris ke Yaman, Pelanggaran Kedaulatan dan Integritas Teritorial Negara serta Hukum Internasional

Serangan AS dan Inggris ke Yaman merupakan babak baru dalam konflik militer yang melanda Timur Tengah.

Sejak awal konflik Israel-Hamas, Houthi menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah sehingga menjadikan alasan serangan AS dan Inggris ke Yaman.

Dunia internasional memberikan respon yang bermacam-macam berkaitan dengan serangan AS dan Inggris ke Yaman yang merupakan markas dari kelompok militer Houthi.

Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Resolusi Kekuatan Perang Amerika Serikat? Respon Politisi Washington Atas Houthi dan Rusia Serukan Sidang Darurat DK PBB

Iran

Kementerian Luar Negeri Iran melalui sebuah pernyataan mengatakan: ”Serangan ini terjadi dalam upaya untuk memperpanjang dukungan penuh AS dan Inggris dalam kurang lebih 100 hari terakhir terhadap kejahatan perang rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan warga Gaza yang terkepung”.

Nasser Kanaani, juru bicara kementerian, mengatakan bahwa serangan-serangan ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Yaman serta pelanggaran hukum internasional.

Baca Juga: Dalam 24 Jam Bisa Terjadi Serangan ke Yaman Setelah Mosi PBB Mendesak Houthi Mengakhiri Agresivitas di Laut Merah, Timur Tengah Nyaris Darurat Militer

Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyerukan untuk menahan diri dan menghindari eskalasi setelah serangan tersebut dan mengatakan bahwa mereka memantau situasi dengan perhatian besar.

“Kerajaan menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas wilayah Laut Merah karena kebebasan navigasi di dalamnya merupakan tuntutan internasional,” kata Kemenlu.

Baca Juga: Apa Sebenarnya Tugas OPG (Operation Prosperity Guardian)? Tidak Banyak Pilihan AS untuk Melawan Houthi di Laut Merah

Turki

Presiden Turki Tayyip recep Erdogan mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa AS dan Inggris mencoba mengubah Laut Merah menjadi lautan darah.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com

Komentar