Jutaan Warga Yaman Ngamuk Dihujani 100 BOM AS-Inggris, Houthi dan Warga Kompak Perang Lawan Amerika dan Antek-anteknya!

- Senin, 15 Januari 2024 | 17:01 WIB
Jutaan Warga Yaman Ngamuk Dihujani 100 BOM AS-Inggris, Houthi dan Warga Kompak Perang Lawan Amerika dan Antek-anteknya!

murianetwork.com - Panas Amerika Serikat dan Inggris dikritik keras jutaan warga Yaman turun ke jalan karena ada lima orang yang tewas dan konflik bukan lagi di laut lepas tapi sudah ke daratan. 

Amerika dan Inggris menggempur sejumlah lokasi di Yaman sejak Jumat 12 Januari dan pada Sabtu pagi giliran Amerika Serikat sendiri yang melancarkan serangan kedua situs lain yang dikuasai oleh Houthi yang dianggap membahayakan kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Tindakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris justru tidak membuat Houthi memilih menghentikan serangannya malah justru membuatnya sangat marah tapi apa yang membuat Amerika Serikat dan Inggris menyerang Yaman?

Penyebabnya karena belakangan ini kelompok Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak pasukan Zionis melancarkan Agresi ke Palestina, kelompok Houthi sering melakukan serangan menggunakan Drone dan rudal ke kapal komersial di konflik Laut Merah.

Baca Juga: Rudal Kiamat Iran Siaga, Ancam Hancurkan Israel-AS-Inggris Jika Tak Henti Menyerang Gaza dan Yaman

Serangan yang intensif ini membuat banyak perusahaan-perusahaan mengubah rute yang lebih jauh dan pada akhirnya biaya membengkak, menurut media, Amerika Serikat sudah cukup sabar dan menahan serangan balik karena khawatir akan goyahnya gencatan senjata di Yaman antara pemerintah Yaman yang didukung internasional dan Kelompok Houthi.

Amerika Serikat juga menghindari agar tidak memicu konflik yang lebih luas di wilayah Yaman, hanya saja serangan yang dilakukan Houthi pada Selasa 9 Januari adalah yang terbesar yang pernah dilakukan yaitu, 18 Drone, Serang rudal jelajah anti kapal dan rudal balistik anti kapal ke sejumlah kapal komersial dan kapal perang internasional di Laut Merah.

Serangan tersebut sudah menjadi serangan yang ke-27, hal ini inilah yang membuat Amerika Serikat membentuk koalisi sejak Desember dan di awal tahun membuat resolusi yang berisi desakan agar Houthi segera menghentikan serangannya di Laut Merah yang menargetkan kapal komersial terutama yang terkait dengan Israel.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DKPBB) kemudian meloloskan resolusi tersebut meski dua anggota tetap Dewan Keamanan Rusia dan China memilih abstain bersama dengan anggota non Perlemen Mozambik dan Aljazair karena khawatir serangan Barat akan berdampak sangat buruk bagi Yaman yang sekarang Sebenarnya masih terpuruk akibat Perang sipil.

Tapi Amerika Serikat bersama dengan Inggris tetap memilih untuk melumpuhkan kemampuan rudal Radar dan drone Houthi.

Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan dari udara dan laut terhadap fasilitas militer Houthi di Yaman. Serangan yang dilakukan dengan menggunakan jet tempur dan Rudal Tomahawk berhasil menghantam 60 sasaran di 16 lokasi di Yaman. 

Di Amerika Serikat beberapa anggota kongres dari partai Demokrat menuduh Joe Biden melanggar konstitusi karena memerintahkan serangan tanpa persetujuan kongres menurut undang-undang perang Amerika Serikat.

Perang hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Kongres dan hanya jika Amerika Serikat sedang diserang, sementara Joe Biden tidak pernah ke kongres untuk mengkonfirmasi yang ada, Serangan yang diperintahkan oleh Joe Biden ini dinilai ilegal.

Meski sudah dianggap melanggar konstitusi Amerika. Serangan yang dilakukan tidak membuat kelompok Houthi menyerah, kelompok Houthi akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: dewantaranews.com

Komentar