100 Hari Perang Gaza, Lanskap Regional Makin Runyam. Hizbullah dan Houthi Ciptakan Perang Multi-Front

- Selasa, 16 Januari 2024 | 09:00 WIB
100 Hari Perang Gaza, Lanskap Regional Makin Runyam. Hizbullah dan Houthi Ciptakan Perang Multi-Front

BondowosoNetwork.com - Konfrontasi antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama 76 tahun dan mencapai puncaknya dalam 100 hari terakhir. Konflik ini dipicu oleh perlawanan Palestina dengan serangan pada 7 Oktober lalu.

Dalam konflik ini, Israel dikritik karena melakukan tindakan brutal, termasuk pembantaian yang melibatkan ribuan warga sipil, terutama wanita dan anak-anak di Jalur Gaza, Palestina.

Prof Alon Burstein, Visiting Assistant Professor di Department of Political Science, University of California Irvine, memandang adanya ketidakpastian atas rencana Israel pasca perang.

Baca Juga: Banyak Ditunggu Kawula Muda, Inilah Keunggulan Desain dan Performa Zontes 501 G, Yamaha Xmax Tech Max Mah Lewat

Baca Juga: Jika Ingin Lebih Kaya Raya di Tahun 2024, Ini 5 Langkah Membangun Kekayaan Layaknya Milyuner Dunia

Dalam wawancara di kanal youtube Live Now From Fox, Burstein menyatakan bahwa meski sudah ada tekanan dari AS, Israel tak bergeming untuk menjelaskan agenda pasca perang.

Tak ada kepastian mengenai apakah Gaza akan akan kembali ke situasi sebelum 8 Oktober, ketika Hamas memerintah di Gaza atau tidak.

Saat ini, Israel berusaha untuk maju dengan bantuan Mesir untuk mengamankan perbatasan di Gaza, melalui penyeberangan perbatasan Raffah.

Namun, ini mungkin menghadapi penolakan karena itu akan memberikan kendali penuh kepada Israel terhadap area tersebut.

Untuk diketahui, sebelum 7 Oktober, kurang lebih 85% perbatasan Gaza dikendalikan oleh Israel termasuk udara dan laut.

Meskipun ada penyeberangan perbatasan besar, yaitu Raffah Crossing antara Jalur Gaza dan Mesir, itu pun telah dikepung oleh Mesir. Blokade yang diberlakukan oleh Israel juga bersamaan dengan Mesir.

Israel juga berencana mengambil alih Garis Philadelphia, yang merupakan batas antara Jalur Gaza dan Mesir.

Garis ini memiliki sejarah penting karena merupakan batas darat terakhir yang tidak dikendalikan oleh Israel.

Baca Juga: Peluang Jadi Hamba yang Disayang Allah Meski Punya Dosa, Taubat Sebagai Jalan Keselamatan, Begini Caranya  

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bondowoso.jatimnetwork.com

Komentar