Ukraina Minta Australia Pertimbangkan Kembali Rencana Pembongkaran Helikopter MRH 90, Ini Alasannya

- Selasa, 16 Januari 2024 | 21:00 WIB
Ukraina Minta Australia Pertimbangkan Kembali Rencana Pembongkaran Helikopter MRH 90, Ini Alasannya

murianetwork.com - Australia memutuskan untuk membongkar helikopter MRH 90 yang sejatinya baru akan mengakhiri masa operasionalnya pada tahun 2037.

MRH 90 terpaksa dibongkar oleh Australia karena pengoperasiannya terus menuai banyak masalah.

Akan tetapi, Ukraina yang membutuhkan helikopter untuk kebutuhan perang melawan Rusia merasa Australia perlu mempertimbangkan ulang keputusannya untuk membongkar MRH 90 miliknya.

Baca Juga: Sebut Indonesia Pembeli Senjata Terbesar Prancis di Asia Tenggara Presiden Prancis Terang-Terangan Inginkan Kerja Sama dengan Indonesia dan Australia

Dilansir murianetwork.com dari laman Eurasian Times pada Selasa, 16 Januari 2024, awal mula perbedaan pendapat mengenai rencana ini berawal dari sebuah insiden saat latihan militer yang digelar di lepas pantai Queensland tepat Juli 2023 lalu.

Semula, Australia menjadwalkan penghentian operasional MRH 90 secara total pada tahun 2037 mendatang karena dianggap masih memiliki life-cycle yang panjang.

Namun berbagai kejadian tidak mengenakkan memaksa Negeri Kangguru itu untuk mempercepat masa pensiun helikopter tersebut.

Australia menyatakan bahwa MRH 90 secara resmi tak lagi beroperasi terhitung sejak September 2023.

Kemudian proses pembongkaran dan penguburan pun dimulai secara bertahap sejak Desember 2023.

Langkah tersebut menuai protes dari Ukraina yang sedang dalam kondisi tertekan akhir-akhir ini.

Baca Juga: Pantas Lockheed Martin Kasih Pujian, Pilot F-16 Indonesia Ternyata TNI AU Pakai Cara Ini Demi Dapat Penerbang Handal

Ukraina merasa kesal karena Australia tidak pernah memberitahukan rencana tersebut sebelumnya.

Terlebih, saat ini Amerika Serikat tampak seolah putus asa akibat krisis anggaran yang membelit Negeri Paman Sam itu.

Bahkan konon kabarnya, gerakan boikot sejumlah brand "pro Israel" disinyalir menambah kefrustasian Presiden Joe Biden sehingga negara yang dipimpinnya tak sanggup lagi menyuplai alutsista mahal untuk Ukraina maupun Israel.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com

Komentar