Qatar,Prancis, Israel, dan Hamas Sepakat Menyalurkan Bantuan dan Obat-obatan bagi Warga Sipil dan Sandera di Gaza

- Rabu, 17 Januari 2024 | 04:30 WIB
Qatar,Prancis, Israel, dan Hamas Sepakat Menyalurkan Bantuan dan Obat-obatan bagi Warga Sipil dan Sandera di Gaza

KABARPALU.NET - Qatar dan Prancis telah berhasil mencapai kesepakatan dengan Israel dan kelompok Islam Palestina, Hamas, untuk mengirimkan obat-obatan mendesak kepada sekitar 45 sandera Israel yang ditahan oleh kelompok tersebut di Gaza. Kesepakatan ini dilakukan sebagai pertukaran bantuan kemanusiaan dan medis untuk warga sipil yang paling rentan.

Kedua negara tersebut mengungkapkan bahwa bantuan akan berangkat dari Qatar menuju Mesir pada hari Rabu sebelum kemudian melintasi perbatasan Rafah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan tersebut akan membawa "obat bersama dengan bantuan kemanusiaan lainnya untuk diserahkan kepada warga sipil di Jalur Gaza, terutama di daerah yang paling terdampak dan rentan, sebagai imbalan untuk pengiriman obat yang dibutuhkan bagi tawanan Israel di Gaza."

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi: Indonesia Bersikap Tegas Dukung Palestina di Mahkamah Internasional

Meskipun tidak memberikan rincian mengenai seberapa besar bantuan atau jenis bantuan apa yang akan diserahkan kepada warga sipil, al-Ansari menegaskan komitmen Qatar untuk membantu dalam situasi krisis ini.

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan bahwa dua pesawat Angkatan Udara Qatar dijadwalkan mendarat di Mesir pada hari Rabu dengan membawa obat-obatan yang dibeli di Prancis berdasarkan daftar yang disediakan oleh Israel.

Sebelumnya, Philippe Lalliot, kepala pusat krisis Kementerian Luar Negeri Prancis yang mengorganisir upaya bantuan, menyatakan bahwa negosiasi telah berlangsung selama beberapa minggu, dan ide awal berasal dari keluarga beberapa sandera Israel.

Paket medis khusus selama beberapa bulan, yang disusun di Prancis, akan diserahkan kepada masing-masing dari 45 sandera tersebut. Komite Internasional Palang Merah akan mengkoordinasikan kegiatan di lapangan.

Lalliot juga menyebutkan bahwa Prancis masih memiliki tiga warganya yang ditahan di Gaza, namun mereka tidak membutuhkan obat-obatan dengan segera.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarpalu.net

Komentar