Konflik Memuncak! Kim Jong Un Hentikan Upaya Damai dengan Korea Selatan, Siap Lawan Amerika Serikat!

- Rabu, 17 Januari 2024 | 07:01 WIB
Konflik Memuncak! Kim Jong Un Hentikan Upaya Damai dengan Korea Selatan, Siap Lawan Amerika Serikat!

MalangNetwork.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada Selasa, 16 Januari 2024 melalui media pemerintah Korea, mengumumkan keputusannya untuk menghentikan upaya rekonsiliasi dengan Korea Selatan.

Dalam menghapus gagasan kenegaraan bersama antara kedua negara Korea tersebut yang terpecah akibat perang, Kim Jong Un mendorong penulisan ulang konstitusi negaranya.

Langkah ini menandai akhir dari upaya damai yang berlangsung selama beberapa dekade didasarkan pada homogenitas nasional kedua Korea.

Dilansir MalangNetwork.com dari laman AP News, keputusan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan, terutama terkait dengan pengembangan senjata oleh Kim Jong Un dan latihan militer Korea Selatan bersama Amerika Serikat.

Baca Juga: Atasi Tingkat Pengangguran, Anies Baswedan Janjikan Regulasi Hapus Diskriminasi Usia Lowongan Pekerjaan!

Beberapa ahli meyakini bahwa langkah ini bertujuan mengurangi pengaruh Korea Selatan dalam keamanan regional dan menegaskan niat Kim Jong Un untuk berurusan langsung dengan Amerika Serikat terkait isu nuklir.

Mendeklarasikan Korea Selatan sebagai musuh permanen dapat memperkuat doktrin nuklir eskalasi Kim Jong Un, memberikan wewenang militer untuk melancarkan serangan nuklir preemptif jika dianggap perlu.

Selain itu, Kim Jong Un secara aktif memperkuat hubungan Korea Utara dengan Moskow dan Beijing, berusaha keluar dari isolasi diplomatik dan meningkatkan pengaruhnya di kancah internasional, bergabung dengan front persatuan melawan Amerika Serikat.

Pemerintah Korea Utara menghapus badan-badan utama yang mengelola hubungan dengan Korea Selatan.

Baca Juga: Lanjutkan Aboard ke Korea Selatan, Pratama Arhan Resmi Dikontrak oleh Suwon FC, Ini Dia Profil Klubnya!

Dalam pidatonya, Kim Jong Un menyalahkan Korea Selatan dan Amerika Serikat atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Ia meminta penulisan ulang konstitusi untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai "musuh utama" yang tidak dapat diubah.

Kim juga memerintahkan penghapusan simbol-simbol rekonsiliasi antar-Korea dan menolak konsep "penyatuan kembali" dan "saudara sebangsa."

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menanggapi bahwa komentar Kim menunjukkan sifat "anti-nasional dan anti-historis,”.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: malang.jatimnetwork.com

Komentar