Ilmuwan Ingatkan Ancaman Virus Beku Berusia Ribuan Tahun dari Arktik yang Mampu Ciptakan Wabah Berbahaya

URBANBOGOR.COM - Para ilmuwan tengah memperingatkan umat manusia mengenai ancaman pandemi baru yang aneh.

Jutaan virus purba yang membeku di bawah lapisan es Arktik, suatu saat bisa terbebas karena pemanasan iklim dan memicu wabah penyakit mematikan, kata mereka.

Mikroba bernama latin Pithovirus sibericum ini diisolasi ketat, karena menimbulkan kecemasan bahwa pandemi bisa dipicu bukan oleh virus baru, tetapi oleh virus yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu.

Hasilnya, ilmuwan mulai merencanakan pemantauan intensif di Arktik, yang akan berguna untuk menangani kasus penyakit yang disebabkan oleh paparan virus purba.

Selain itu, mereka juga akan menyediakan karantina dan perawatan medis bagi orang yang terinfeksi, dan mencegah infeksi menyebar ke wilayah lain.

Baca Juga: Waspada! Hacker Berhasil Temukan Cara Meretas Akun Google Tanpa Password Sama Sekali

“Saat ini, analisis terhadap ancaman pandemi berfokus pada penyakit yang mungkin muncul di wilayah selatan lalu ke utara,” kata ahli genetika Jean-Michel Claverie dari Universitas Aix-Marseille.

“Sebaliknya, hanya sedikit perhatian terhadap wabah yang mungkin muncul dari utara hingga ke selatan, dan saya yakin itu adalah kesalahan fatal."

"Ada jutaan virus di luar sana yang berpotensi menginfeksi manusia dan memicu wabah penyakit baru.”

Pendapat itu didukung ahli virologi Marion Koopmans dari Erasmus Medical Center di Rotterdam.

“Kita tidak tahu makhluk macam apa yang tersembunyi di bawah lapisan es, tapi saya pikir ada risiko nyata mengenai virus yang mampu memicu wabah mematikan, misalnya polio."

"Kita harus berasumsi bahwa hal seperti ini bisa terjadi.”

Baca Juga: Mengapa Korea Selatan Melarang Penjualan Daging Anjing?

Pada tahun 2014, Claverie dan timnya berhasil mengisolasi virus hidup dari Siberia, dan membuktikan bahwa patogen tersebut masih mampu menginfeksi organisme bersel tunggal, meskipun telah terkubur dan membeku selama ribuan tahun.

Penelitian lebih lanjut pada 2023, mengungkapkan keberadaan berbagai jenis virus dari tujuh lokasi berbeda di Siberia, dan membuktikan bahwa makhluk ini bisa menginfeksi sel hidup.