Pernyataan Hamas tentang Serangan 7 Oktober, Operasi Banjir Al Aqsa, Latar Belakang dan Dinamika Serangan Mendadak, Akui Ada Kesalahan

- Selasa, 23 Januari 2024 | 07:01 WIB
Pernyataan Hamas tentang Serangan 7 Oktober, Operasi Banjir Al Aqsa, Latar Belakang dan Dinamika Serangan Mendadak, Akui Ada Kesalahan

BICARA BERITA – Perang Gaza secara resmi dimulai ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 dengan kode Operasi Banjir Al Aqsa.

Hamas, dalam pernyataan itu mengatakan bahwa target Operasi Banjir Al Aqsa adalah tentara Israel dan orang-orang yang membawa senjata.

Pernyataan Hamas itu disampaikan pada hari Minggu dan mengatakan ingin mengklarifikasi latar belakang dan serangan mendadak yang mereka sebut sebagai Operasi Banjir Al Aqsa.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Memasuki Gaza Setelah Kesepakatan Pertama Israel-Hamas Sejak Gencatan Senjata Singkat, Kemungkinan Adanya Jeda Kemanusiaan?

Melalui laporan publik pertamanya sejak Perang Gaza, Hamas mengatakan bahwa ini adalah langkah yang diperlukan dan respon yang normal untuk menghadapi semua konspirasi Israel terhadap rakyat Palestina.

Pada 7 Oktober, para pejuang Hamas menyerbu komunitas-komunitas di sepanjang perbatasan selatan Israel.

Sebanyak 240 penduduk Israel dijadikan sandera oleh Hamas, dan 100 diantaranya sudah dibebaskan pada gencatan selama 7 hari pada akhir November.

Baca Juga: Qatar Umumkan Kesepakatan Israel-Hamas Untuk Obat-obatan dan Bantuan Masuk ke Gaza, AS Upayakan Pembebasan Tawanan

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Pihak berwenang Israel menuduh para pejuang Hamas melakukan kejahatan perang selama serangan tersebut. Tuduhan yang ditolak keras oleh Hamas.

Mungkin ada beberapa kesalahan yang terjadi

Baca Juga: Perang Israel-Hamas Hari ke 100, Situasi Terkini di Gaza dan Pengadilan Genosida di Mahkamah Internasional Den Haag

Laporan tersebut mengatakan bahwa Hamas berencana untuk menargetkan situs-situs militer Israel dan menangkap para tentara, yang dapat digunakan untuk menekan pihak berwenang Israel agar dapat membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan Hamas di penjara-penjara Israel.

Hamas juga mengatakan bahwa menghindari melukai warga sipil “adalah komitmen agama dan moral” oleh para pejuang sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam.

“Jika ada kasus penargetan warga sipil, hal itu terjadi secara tidak sengaja dan dalam proses konfrontasi dengan pasukan pendudukan,” demikian bunyi laporan itu.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com

Komentar