Koridor Philadelphia, Tanah Tidak Bertuan Milik Mesir Ingin Dikuasai Israel: Calon Musuh Baru Segera Hadir

- Jumat, 26 Januari 2024 | 19:00 WIB
Koridor Philadelphia, Tanah Tidak Bertuan Milik Mesir Ingin Dikuasai Israel: Calon Musuh Baru Segera Hadir

 

MalangNetwork.com - Ketegangan antara Israel dan Pejuang Palestina sudah meluas setelah terlibatnya Amerika dan Inggris.

Bahkan, baru-baru ini dikabarkan bahwa Mesir dalam kondisi siaga perang akibat ulah Israel yang ingin menguasai Koridor Philadelphia.

Selain itu, Mesir juga geram dengan tuduhan yang dilayangkan oleh Israel bahwa telah menyelundupkan senjata ke Gaza.

Baca Juga: Irak dan Houthi Bersatu Blokade Laut: Kapal-Kapal yang Bertujuan Membantu Israel Siap Gosong

Tuduhan serta keinginan Israel itulah yang membuat Mesir semakin marah, dan sudah memperingatkan negara zionis tersebut untuk tidak bertindak lebih lanjut.

Dilansir MalangNetwork.com dari akun Twitter yenisafakEN, bahwa jika peringatan dari Mesir tidak ditanggapi, maka itu dapat mengancam hubungan Kairo dan Tel Aviv.

Sebab, Perdana Menteri Israel sudah mulai menyatakan ingin mengambil alih Koridor Philadelphia yang sudah jelas milih Mesir.

Baca Juga: Musuh Baru! Irak Muncul untuk Membantu Hamas: Putuskan akan Terus Serang, Sampai Israel Angkat Kaki dari Gaza

Disamping itu, Koridor Philadelphia adalah sebuah tanah tidak bertuan yang membentang sepanjang empat belas kilometer di perbatasan Gaza dan Mesir.

Koridor tersebut didirikan sejak tahun 1979 sebagai zona penyangga antar kedua negara, yang memang pada awalnya dikelola oleh Israel.

Namun, ketika Israel menarik pasukannya dari Gaza pada tahun 2005, wewenang pengelolaan Koridor Philadelphia dijalankan sepenuhnya oleh Mesir.

Maka, rasanya tidak heran jika Mesir merasa marah sebab Israel sudah melanggar perjanjian yang telah disetujui sebelumnya mengenai Philadelphia.

Bahkan, jika sampai Mesir ikut berperang melawan Israel maka musuh baru negara zionis tersebut semakin bertambah satu.

Setelah baru-baru ini, Irak muncul sebagai musuh baru bagi Israel dan membantu Houthi dengan melakukan blokade di Laut Mediterania.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: malang.jatimnetwork.com

Komentar