murianetwork.com. Pejabat pertahanan AS tidak membenarkan namun juga tidak membantah laporan, dimana AS disebut berniat menempatkan senjata nuklirnya di wilayah Inggris.
“Amerika Serikat secara rutin meningkatkan fasilitas militernya di negara-negara Sekutu. Dokumen anggaran administratif yang tidak diklasifikasikan sering menyertai kegiatan tersebut. Dokumen-dokumen ini tidak bersifat prediksi, juga tidak dimaksudkan untuk mengungkapkan postur spesifik atau rincian pangkalan.
Baca Juga: Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Dr.Irvansyah SH,M.Tr.Opsla Mengunjungi IKN Di Kalimantan Timur
Merupakan kebijakan AS untuk tidak mengonfirmasi atau menyangkal ada atau tidaknya senjata nuklir di lokasi umum atau spesifik mana pun,” kata pejabat pertahanan itu.
Surat kabar Daily Telegraph mengatakan dalam artikelnya bahwa para reporternya menemukan dalam dokumen Pentagon penyebutan baru mengenai rencana penempatan amunisi nuklir di pangkalan militer Lakenheath di Suffolk County. Surat kabar tersebut telah melaporkan kemungkinan seperti itu sebelumnya.
Amerika berencana untuk menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kalinya dalam 15 tahun di tengah meningkatnya ancaman dari Rusia, menurut sebuah laporan. Hulu ledak yang tiga kali lebih kuat dari bom Hiroshima akan ditempatkan di RAF Lakenheath di Suffolk berdasarkan proposal tersebut, Telegraph melaporkan.
Baca Juga: Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Dr.Irvansyah SH,M.Tr.Opsla Mengunjungi IKN Di Kalimantan Timur
AS sebelumnya menempatkan rudal nuklir di RAF Lakenheath dan memindahkannya pada tahun 2008 setelah ancaman perang dingin dari Moskow mereda. Dokumen Pentagon yang dilihat oleh surat kabar tersebut mengungkapkan kontrak pengadaan untuk fasilitas baru di pangkalan udara tersebut.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan: “Sudah menjadi kebijakan lama Inggris dan NATO untuk tidak mengkonfirmasi atau menyangkal keberadaan senjata nuklir di lokasi tertentu.”
Baru-baru ini seruan datang dari tokoh-tokoh senior di kedua sisi Atlantik agar Inggris bersiap jika terjadi potensi perang antara pasukan NATO dan Rusia. Awal pekan ini, Jenderal Sir Patrick Sanders, mantan panglima angkatan bersenjata Inggris, mengatakan bahwa pasukannya yang beranggotakan 74.000 orang perlu didukung oleh setidaknya 45.000 tentara cadangan dan warga negara agar lebih siap menghadapi kemungkinan konflik.
Downing Street telah mengesampingkan segala upaya menuju wajib militer, dan mengatakan bahwa dinas militer akan tetap bersifat sukarela.
Carlos Del Toro, sekretaris angkatan laut AS, mendesak Inggris untuk “menilai kembali” jumlah angkatan bersenjatanya mengingat “ancaman yang ada saat ini”.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: beritasenator.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi