Ribuan Warga Israel Desak Pemecatan Netanyahu dan Pemilu Segera

- Senin, 29 Januari 2024 | 12:30 WIB
Ribuan Warga Israel Desak Pemecatan Netanyahu dan Pemilu Segera

JAKARTA - Aksi protes massal melanda beberapa kota di Israel, di mana ribuan warga turun ke jalan menuntut pemecatan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menginginkan pemilu segera. Protes tersebut, yang berlangsung pada Sabtu, 27 Januari 2024, diorganisir sebagai respons terhadap krisis sandera yang terjadi di Gaza.

Menurut laporan Harian Yedioth Ahronoth, sejumlah besar warga Israel berkumpul di kota Haifa, terutama di persimpangan Horev, untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintah.

Aksi protes diawali dari kawasan Carmel di Haifa dan bergerak menuju pusat protes di persimpangan Horev.

Baca Juga: Suporter Desak PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Pasca-Prestasi di Piala Asia 2023

Di kota Kfar Saba, dekat Tel Aviv, ratusan pendemo menyerukan pemilu segera dengan mengusung slogan "Pemilu Sekarang," sebagaimana dilaporkan oleh Harian Yedioth Ahronoth.

Para pengunjuk rasa secara bersamaan menuntut pemecatan Netanyahu, yang saat ini menghadapi kritik dari masyarakat dan beberapa politisi.

Kritik tersebut seiring dengan krisis sandera di Gaza dan kegagalan pemerintah dalam menemukan solusi untuk memastikan keamanan warga yang terdampak.

Baca Juga: Malam Minggu Berkilau di Yogyakarta, Presiden Jokowi Berbagi Kegembiraan dengan Warga

Di kota Ra'anana, dekat Tel Aviv, ratusan warga juga menggelar demonstrasi dengan tuntutan utama untuk pembubaran pemerintah. Unjuk rasa ini menjadi bagian dari gelombang ketidakpuasan yang meluas di berbagai kota Israel.

Sementara itu, di kota Caesarea, keluarga-keluarga yang memiliki anggota yang menjadi sandera di Gaza melakukan protes di depan kediaman Netanyahu.

Menurut laporan Yedioth Ahronoth, ini merupakan protes kedua kalinya dalam dua minggu berturut-turut.

Baca Juga: Kemendagri Salurkan Bantuan bagi Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Korban Puting Beliung di Flores Timur

Pejabat Israel memperkirakan bahwa sekitar 136 sandera masih ditahan di Gaza sejak serangan oleh Hamas terhadap titik militer Israel dan pemukiman dekat Gaza pada 7 Oktober lalu. Situasi ini terus menciptakan tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu, dihadapkan pada desakan untuk menyelesaikan krisis dengan cara yang memuaskan masyarakat. ADM

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: mediapedomanindonesia.com

Komentar