Afrika Catat Lonjakan Angka Kematian Lakalantas Seiring Menjamurnya Layanan Ojek

- Senin, 29 Januari 2024 | 13:30 WIB
Afrika Catat Lonjakan Angka Kematian Lakalantas Seiring Menjamurnya Layanan Ojek

KIAT INDONESIA-Afrika mencatat lonjakan tajam angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) hingga 17 persen dalam 1 dekade terakhir.

Hal ini berbanding terbalik dengan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas secara global yang justru turun sebesar 5 persen. Data ini dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Laporan Keselamatan Jalan menemukan bahwa hampir satu dari lima insiden lalu lintas yang fatal di seluruh dunia terjadi di Afrika.

Baca Juga: Soroti Dugaan Disunatnya Anggaran Pelantikan Petugas KPPS, Mardani: Jangan Kurangi Haknya!

“Salah satu penyebab peningkatan kematian di Afrika adalah peningkatan jumlah kendaraan di jalan raya,” kata Nhan Tran, pemimpin unit keselamatan dan mobilitas WHO dan penulis utama laporan tersebut.

“Masyarakat yang 10 atau 20 tahun lalu tidak mampu membeli kendaraan, kini bisa membelinya. Afrika mengalami peningkatan besar dalam jumlah kendaraan bermotor, namun infrastruktur untuk memfasilitasinya belum tersedia," imbuhnya.

Menurut WHOI, insiden lalu lintas adalah penyebab kematian paling umum kesembilan di Afrika.

Baca Juga: BKSAP Dukung Aksi ‘Walk Out’ Menlu Retno Menentang Israel di DK PBB

Para ahli mengatakan peningkatan besar jumlah sepeda motor merupakan salah satu penyebab meningkatnya kematian di jalan raya.

Di Afrika bagian timur, ojek – yang disebut boda boda, piki piki atau moto, menjadi semakin populer, mengisi kekosongan transportasi umum.

“Sekitar 10 tahun yang lalu kami melihat peningkatan besar pada sepeda motor di Kenya , lebih banyak sepeda motor yang diimpor dibandingkan mobil,” kata Gladys Nyachieo, sosiolog di Universitas Multimedia Kenya, yang meneliti mobilitas.

Baca Juga: Harga Emas Antam Awal Pekan 29 Januari 2024: Naik Tipis Berbanderol Rp 1.133.000 per Gram

“Dengan sangat cepat kami melihat peningkatan kecelakaan terkait sepeda motor. Beberapa rumah sakit membuka bangsal khusus untuk korban kecelakaan sepeda motor," katanya.

Menurut Gladys, pengemudi sepeda motor lebih terekspos dibandingkan penumpang mobil.

"Kalau mobil menabrak pengendara sepeda motor, sama saja dengan menabrak pejalan kaki," ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siap Dukung Pelaksanaan MTQ Nasional XXX Tahun 2024 di Kalimantan Timur

Di Rwanda, sepeda motor dan sepeda, menjadi menyumbang sebagian besar kecelakaan lalu lintas pada paruh pertama tahun 2023. Menurut polisi Rwanda, insiden ini menyebabkan  98 kematian dan 46 luka serius.

Para pegiat mengatakan banyak pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm yang efektif, sehingga menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar.

Banyak negara, termasuk Rwanda dan Kenya, secara hukum mewajibkan pengemudi dan penumpang untuk menggunakannya. Meskipun tingkat kepatuhan di Rwanda mendekati 100 persen, hukum di Kenya tidak ditegakkan dengan baik. Hanya sekitar 40 persen pengemudi memakainya.

Baca Juga: Kemenko PMK Dorong Integrasi dan Konvergensi RAN KLA dengan Program Pembangunan Lain

Namun jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Rwanda masih tinggi.

“Helm diperlukan tetapi tidak harus memenuhi standar apa pun,” kata Innocent Nzeyimana, direktur Healthy People Rwanda, sebuah badan amal kesehatan masyarakat yang mengadvokasi keselamatan jalan raya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kiatindonesia.com

Komentar