Israel Gunakan Drone Bunuh Warga Palestina di Tepi Barat, Cegat Ambulan, dan Tangkap Seorang Paramedis

- Senin, 18 Desember 2023 | 19:31 WIB
Israel Gunakan Drone Bunuh Warga Palestina di Tepi Barat, Cegat Ambulan, dan Tangkap Seorang Paramedis


BICARA BERITA -- Sementara Jalur Gaza terus berdarah-darah, eskalasi konflik di wilayah pendudukan semakin meningkat. Israel bahkan telah menggunakan drone untuk membunuh warga Palestina di Tulkarem, Tepi Barat.

Konflik di wilayah pendudukan sudah terjadi jauh sebelum pecahnya perang Israel-Hamas. Namun, jumlah warga palestina yang melawan tentara pendudukan Israel semakin meningkat pasca 7 Oktober.

Pada Minggu pagi kemarin, Israel menewaskan sedikitnya 5 warga Palestina. Dan dalam sehari tersebut, Israel menewaskan total 7 orang.

Baca Juga: Aespa, Jungkook BTS, Hingga LE SSERAFIM Puncaki Soompi Music Chart Terbaru

Serangan yang dilakukan Israel pada hari Minggu itu juga menggunakan pesawat tanpa awak atau drone. Pesawat tanpa awak itu tercatat menewaskan 2 orang.

Israel telah mengkonfirmasi bahwa pasukannya menggunakan drone memang untuk menargetkan warga Palestina di kota tersebut.

Mereka berdalih bahwa target yang diserang tersebut adalah para pejuang yang meluncurkan bahan peledak ke arah mereka dari kamp Nur Syam.

Setelah melancarkan serangan tersebut, tentara IDF mencegat ambulan dan menangkap seorang paramedis.

Tidak cukup dengan serangan itu, Israel juga membawa buldoser dan tank ke arah kamp Nur Syam.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa masih di hari Minggu, seorang warga Palestina meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya akibat serangan Israel di Jenin.

Koresponden AL Jazeera, Charles Stratford, melaporkan bahwa serangan ke kamp Tulkarem dimulai pada Minggu pukul 1 dini hari. Serangan tersebut berlangsung selama 9 jam.

Baca Juga: Kejahatan Kemanusiaan di Rumah Sakit Kamal Adwan: Palestina Mendesak Penyelidikan Internasional

Stratford melaporkan bahwa bahwa Israel menembakkan proyektil dari pesawat tak berawak ke arah orang-orang. Penduduk juga melaporkan bahwa Israel menghalangi ambulan yang akan masuk ke kamp untuk merawat yang terluka.

“Sekitar 17 ribu orang tinggal di kamp ini dan mereka menghadapi serangan seperti ini hampir setiap hari,” kata Stratford.

“Situasi ini tidak hanya menyoroti jenis wilayah yang dihadapi ribuan warga sipil, tetapi juga kesulitan besar yang dihadapi kru medis saat serangan ini terus berlanjut,” lanjutnya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com

Komentar