Israel Jadikan Pria Palestina 80 Tahun Tameng Manusia di Gaza Lalu Tembak Mati

- Senin, 17 Februari 2025 | 17:10 WIB
Israel Jadikan Pria Palestina 80 Tahun Tameng Manusia di Gaza Lalu Tembak Mati


MURIANETWORK.COM -
Seorang pria Palestina berusia 80 tahun dipaksa tentara Israel untuk berjalan di depan pasukan sambil mengintai sejumlah bangunan di Gaza.

Tali peledak diikatkan di lehernya. Setelah delapan jam, ia diperintahkan meninggalkan rumah bersama istrinya. Keduanya ditembak mati di jalan.

Laporan investigasi media Israel The Hottest Place in Hell mengungkap insiden yang terjadi pada Mei di Zeitoun, Gaza, itu.

Seorang perwira Brigade Nahal mengikatkan tali peledak di leher pria Palestina tersebut dan mengancam akan meledakkan kepalanya jika ia tidak mengikuti perintah.

Dipaksa Jadi “Nyamuk”


Tentara Israel menggunakan istilah “nyamuk” untuk menggambarkan prosedur ketika warga sipil Palestina dipaksa berjalan di depan pasukan guna mendeteksi jebakan atau serangan.

“Dia masuk ke setiap rumah sebelum kami. Jika ada bahan peledak atau militan, dia yang kena,” ujar seorang tentara kepada penyelidik, seperti diberitakan Al Jazeera pada Minggu (16/2).

Pria itu berjalan dengan tongkat, sementara istrinya tetap ditahan.

Setelah delapan jam, mereka diperintahkan menuju “zona kemanusiaan” di Gaza selatan. Namun, batalion Israel lainnya tidak diberi tahu soal keberadaan mereka.

“Setelah 100 meter, mereka ditembak. Begitu saja, di jalan,” kata seorang tentara.

Tameng Manusia di Medan Perang


Penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia oleh militer Israel telah banyak dilaporkan, meski dilarang hukum internasional.

Pada Agustus 2024, Haaretz mengungkap pasukan Israel menculik warga Palestina, mendandani mereka dengan seragam militer, memasang kamera di tubuh mereka, lalu mengirim mereka ke terowongan bawah tanah dan bangunan untuk melindungi pasukan Israel.

Di Tepi Barat, Juni lalu, tentara Israel mengikat seorang pria Palestina yang terluka di kap jip militer.
Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, menyebut insiden itu sebagai contoh nyata pemanfaatan perisai manusia.

Pada Januari 2024, pemilik toko di Tepi Barat, Bahaa el-Din Abu Ras, dipaksa berdiri di tengah pertempuran selama hampir dua jam.

“Begitu banyak pertanyaan di kepala saya: Apakah saya akan kembali ke keluarga saya? Apakah saya akan ditembak?” katanya.

Al Jazeera telah meminta tanggapan tentara Israel mengenai laporan ini namun belum mendapat respons.

Sumber: kumparan

Komentar