BICARA BERITA - Pada saat perayaan Natal di Betlehem tiba, para umat Kristiani biasanya akan mendekorasi rumah-rumah mereka deng pohon besar, yang digambarkan sebagai simbol cahaya dan sukacita.
Setiap perayaan Natal tiba di Betlehem, orang-orang tua akan membuat makanan yang banyak, manisan, dan acara meriah. Anak-anak dan keluarga jauh akan datang berkumpul untuk merayakannya.
Namun, tahun ini perayaan Natal di Betlehem telah berbeda. Perang Gaza telah berdampak ke seluruh penjuru Palestina. Dampak ini terasa hingga ke Betlehem, kota tempat lahirnya Yesus Kristus, yang saat ini masuk dalam wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat.
Perayaan Natal di tempat lahirnya Yesus Kristus telah ditunda. Keputusan untuk membatalkannya bukanlah hal yang mudah. Gereja dan masyarakat Kristiani bersatu untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap penduduk Palestina yang menghadapi pengeboman Israel dan pengepungan total Jalur Gaza.
“Bagaimana kita bisa merayakan Natal di tengah-tengah genosida ini?” kata Noha Helmi Tarazi yang dikenal juga sebagai Um Shadi, seorang penduduk Betlehem berusia 87 tahun.
“Bagaimana kita bisa merayakannya ketika orang-orang di Gaza berjuang untuk mendapatkan satu kali makan sehari?” lanjutnya kepada Al Jazeera.
Semua tanda-tanda Natal telah menghilang dari jalanan dan rumah-rumah di Betlehem. Biasanya, orang-orang berduyun-duyun ke Manger Square, yang dihiasi dengan dekorasi.
Banyak orang di Betlehem yang memiliki kerabat di Gaza. Um Shadi sendiri telah kehilangan saudara laki-laki dan perempuannya sejak perang dimulai. Beberapa saudara perempuan Um Shadi lainnya juga terluka akibat pengeboman Israel.
Hati kita di Betlehem
Sementara itu, dari Kota Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan pada misa malam Natal bahwa “hati kita di Betlehem”.
Baca Juga: Iran Ancam Blokade Laut Mediterania Jika AS Tidak Berhenti Mendukung Kejahatan Israel di Jalur Gaza
Paus Fransiskus membuka perayaan Natal dengan pesan perdamaian di Tanah Suci (Betlehem) ketika perang mematikan sedang berkecamuk di Gaza.
Pemimpin tertinggi umat Katolik itu memulai perayaan Natal dengan sebuah ratapan , bahwa pesan perdamaian Yesus sedang tenggelam oleh logika perang yang sia-sia di tanah tempat Ia dilahirkan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi