Houthi Kembali Kirim Rudal Balistik ke Wilayah Israel: Sirine Meraung, Warga Kocar-Kacir

- Rabu, 19 Maret 2025 | 06:20 WIB
Houthi Kembali Kirim Rudal Balistik ke Wilayah Israel: Sirine Meraung, Warga Kocar-Kacir


MURIANETWORK.COM - 
Untuk kali pertama sejak gencatan senjata di Gaza pada Januari, kelompok militan Houthi kembali mengirim rudal balistik ke wilayah Israel pada Selasa (18/3/2025). Namun seperti dilaporkan Times of Israel, IDF mengklaim berhasil mengintersep misil itu di wilayah Arab Saudi sebelum mencapai perbatasan Israel.

Meski berhasil diintersep, misil Houthi tetap membuat ribuan warga Israel lari menuju tempat-tempat perlindungan. Raungan sirine juga terdengar di beberapa kota di selatan Israel, termasuk di Beersheba dan Dimona.

Juru bicara Houthi mengklaim pihaknya menyasar pangkalan udara Nevatim di gurun Negev dengan rudal balistik Palestine-2. Dia mengingatkan bahwa, mereka akan terus menambah jangkauan target rudal balistik ke Israel dalam beberapa jam dan beberapa hari ke depan kecuali rezim Zionis menghentikan serangan udaranya di Jalur Gaza.

"Yaman, kepemimpinan, rakyat, dan angkatan darat tidak akan tinggal diam sementara menyaksikan pembantaian terhadap rakyat kami di Gaza," kata Saree dalam sebuah pidato di televisi.

Pada Selasa dini hari, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza yang mengakhiri gencatan senjata sejak 19 Januari. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, bahwa kelanjutan serangan sebagai hasil dari 'penolakan berulang' Hamas untuk melepaskan tambahan sandera Israel.

Menurut menteri kesehatan Hamas, sedikitnya 404 warga Palestina terbunuh akibat serangan itu. Selain itu, 562 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

Kelompok militan Houthi pada Selasa (18/3/2025) juga kembali melancarkan serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Harry S. Truman di Laut Merah. Serangan ini adalah kali ketiga dalam 48 jam terakhir.

Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan, mereka juga menargetkan kapal perusak AS sebagai balasan atas serangan udara AS terhadap Yaman. "Amerika harus bertanggung jawab penuh atas konsekuensi memiliterisasi Laut Merah dan memperluas skup konfrontasi," kata Saree.

Dia mengingatkan bahwa keberlanjutan serangan udara AS terhadap Yaman, "memberikan dampak negatif terhadap navigasi maritim."

Sumber: republika

Komentar