Kisah Pilu Korban Israel di Jalur Gaza, Kehilangan Anggota Tubuh, Keluarga, hingga Nyawa

Wednesday, 27 December 2023
Kisah Pilu Korban Israel di Jalur Gaza, Kehilangan Anggota Tubuh, Keluarga, hingga Nyawa
Kisah Pilu Korban Israel di Jalur Gaza, Kehilangan Anggota Tubuh, Keluarga, hingga Nyawa

 

murianetwork.com – Serangan pasukan militer Israel (IDF) di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 silam, telah menyebabkan lebih dari 20.000 warga Palestina tewas serta  50.000 lainnya terluka.

Meski berhasil selamat dari serangan tersebut, namun para korban yang terluka ini harus menghadapi pilihan sulit.

Kebanyakan dari para korban, mengalami cedera dan luka yang parah akibat agresi Israel.

Tak hanya luka yang mengakibatkan para korban harus mengamputasi anggota tubuhnya atau berisiko meninggal dunia, namun para korban juga harus kehilangan anggota keluarga.

Dilansir dari AFP, Rabu (27/12), seorang dokter memberikan pilihan sulit kepada Shaimaa Nabahin, warga Palestina yang kakinya terluka akibat serangan IDF.

Ia diberi pilihan menghilangkan kaki kirinya atau berisiko meninggal dunia akibat luka yang parah tersebut.

Remaja berusia 22 tahun itu telah dirawat di rumah sakit di Gaza selama sekitar satu minggu, setelah pergelangan kakinya patah sebagian akibat serangan udara.

Pada tanggal 13 November, ketika serangan udara IDF menghantam rumah tetangga Nabahin di Bureij, pergelangan dan arteri di kakinya sebagian putus oleh gumpalan semen yang berhembus ke dalam rumahnya akibat ledakan.

Dia adalah satu-satunya anggota keluarganya yang terluka, sementara sejumlah tetangganya tewas, katanya.

Baca Juga: Presiden Prancis Semakin Mendesak Israel Untuk Segera Melakukan Gencatan Senjata di Gaza

Remaja tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa terdekat, di mana dokter berhasil menjahit kakinya dan menghentikan pendarahan.

Nabahin mengatakan,  ia hanya mendapat sedikit perawatan atau perhatian dari para dokter karena kurangnya pasokan medis dan banyaknya korban. Alhasil beberapa hari kemudian, kakinya berubah warna menjadi gelap, katanya.

Dokter memberi tahunya bahwa dia menderita keracunan darah. Nabahin akhirnya memilih untuk memaksimalkan peluangnya untuk bertahan hidup, dan setuju untuk mengamputasi kakinya 15 sentimeter (6 inci) di bawah lutut.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini