Kisah Mengharukan, di Tengah Serangan Israel , Ibu Pengungsi Palestina di Gaza Melahirkan Anak kembar Empat

- Kamis, 28 Desember 2023 | 09:30 WIB
Kisah Mengharukan, di Tengah Serangan Israel ,  Ibu Pengungsi Palestina di Gaza Melahirkan Anak kembar Empat

murianetwork.com - Kisah mengharukan di tengah kondisi perang di Palestina. Seorang ibu bernama Iman al-Masry melahirkan anak kembar empat di sebuah rumah sakit di Gaza selatan.

Iman al-Masry tampak kelelahan setelah melahirkan anak kembar empat di sebuah rumah sakit di Gaza selatan, bermil-mil jauhnya dari rumahnya di utara wilayah Palestina yang dilanda perang.

Pada pertengahan Oktober, beberapa hari setelah meletusnya perang Israel-Hamas, wanita muda yang tengah hamil tersebut meninggalkan rumah keluarganya di Beit Hanoon , Gaza utara dengan berjalan kaki bersama ketiga anaknya lainnya untuk mencari keselamatan.

Baca Juga: RSF Desak Mahkamah Pidana Internasioal Selidiki Tewasnya 66 Jurnalis Selama Agresi Militer Israel ke Palestina

Mereka berjalan lima kilometer (tiga mil) menuju kamp pengungsi Jabalia, mencari sarana transportasi yang akan membawa mereka ke Deir el-Balah lebih jauh ke selatan.

Dikutip dari laman Jazeera, Iman sedang hamil enam bulan dan jarak menuju rumah sakit  terlalu jauh.

“Ini mempengaruhi kehamilan saya,” tambah ibu berusia 28 tahun, yang melahirkan putri Tia dan Lynn melalui operasi caesar pada 18 Desember serta putra Yasser dan Mohammed.

Baca Juga: Sebagian Besar Alim Ulama Bireuen Tolak Tampung Pengungsi Rohingya, Meminta untuk Dikembalikan ke Asalnya Melalui UNHCR

Namun Iman diminta segera meninggalkan rumah sakit bersama bayi-bayi yang baru lahir.

Kecuali Mohammed yang terlalu rapuh untuk pergi bersama mereka – untuk memberi ruang bagi pasien perang lainnya.

Kini, bersama Tia, Lynn, dan Yasser, mereka tinggal di ruang sekolah sempit yang menjadi tempat berlindung di Deir el-Balah bersama sekitar 50 anggota keluarga besar mereka.

Baca Juga: Tausiyah dan Zikir Peringati 19 Tahun Tsunami Aceh, Kapolres Bireuen Ikut Agenda Doa Bersama

“Muhammad beratnya hanya satu kilogram (2,2 pon). Dia tidak bisa bertahan hidup,” katanya tentang anak yang ditinggalkannya di rumah sakit di kamp pengungsi Nuseirat.

Berbaring di kasur busa di ruang sekolah yang menjadi tempat berlindung bagi dirinya dan keluarga besarnya, Iman menceritakan perjalanannya dari neraka.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hallo.id

Komentar