murianetwork.com - Panasnya perseteruan antara Ukraina versus Rusia di Eropa Timur diwarnai dengan adu mekanik alutsista kedua kubu.
Rusia sebagai negara Blok Timur dikenal dengan kekuatan rudal mereka termasuk Kh 22.
Kh 22 milik Rusia memiliki kemampuan jauh lebih mematikan dari senjata hipersonik Kh 47M2 Khinzal, sehingga membuat Ukraina sangat ketakutan.
Serangan udara besar-besaran Rusia di wilayah Ukraina pada Jumat, 29 Desember 2023 lalu memicu naiknya tingkat kepercayaan diri negara pimpinan Presiden Vladmir Putin itu.
Juru bicara Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina Yurii Ihnat mengungkapkan bahwa sistem pertahanan udara yang mereka siapkan tak sanggup untuk menghancurkan 300 unit rudal Kh 22 yang diluncurkan oleh Rusia.
Ihnat mengaku "kecolongan" karena sistem pertahanan udara yang mereka gunakan belum cukup ampuh untuk menghentikannya.
"Rudal Kh-22 terbang dengan kecepatan empat ribu kilometer per jam, sebagian besar mencapai sasarannya melalui lintasan balistik, sehingga diperlukan sarana khusus untuk mencegatnya. Kita memerlukan sistem pertahanan udara seperti Patriot, jadi tidak mudah menggunakan rudal ini," kata Ihnat sebagaimana dikutip murianetwork.com dari laman Eurasian Times pada Minggu, 31 Desember 2023.
Menurut Ihnat, Rusia bahkan juga memiliki Kh 32 sebagai versi lain dari Kh 22 yang telah dimodernisasi.
"Musuh telah menggunakan lebih dari 300 rudal sejak invasi skala penuh. Selain Kh-22, mereka juga memiliki versi modern dari rudal ini (Kh-32). Mungkin rudal-rudal ini juga digunakan saat ini," ujarnya menambahkan.
Selain Kh 22, Rusia juga memiliki rudal Kh 47M2 Kinzhal yang tidak kalah mematikan.
Kedua rudal tersebut diklaim mampu untuk menyerang target vital musuh seperti depot penyimpanan bawah tanah dan pusat komando.
Sehingga, masuk akal jika Ukraina merasa ketakutan untuk menghadapinya dan butuh dukungan dari Amerika Serikat beserta sekutunya.
Melansir laman Military Today, Kh 22 merupakan rudal anti kapal berkekuatan nuklir milik Rusia yang dirancang dan diproduksi oleh MKB Raduga sebagai anak perusahaan dari Tactical Missiles Corporation.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait
Fatima Hassouna, Fotografer Kesayangan Warga Gaza Syahid Dibom Israel
Serangan Udara AS Tewaskan 80 Orang di Yaman, 150 Orang Terluka
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Ulama Pakistan Serukan Dunia Muslim untuk Berjihad Melawan Israel