Presiden Palestina Mengaku Tak Gentar atas Serangan Israel, Bakal Melawan Hingga Merdeka

- Senin, 01 Januari 2024 | 11:00 WIB
Presiden Palestina Mengaku Tak Gentar atas Serangan Israel, Bakal Melawan Hingga Merdeka

SWARGANTARA - Presiden Palestina, Mahmoud Abbad mengaku jika rakyatnya kini menghadapi perang pembersihan etnis usai Israel melancarkan ofensif mematikan di Jalur Gaza.

Meski begitu, Abbas mengaku jika mereka tak akan gentar untuk melakukan perlawanan terhadap Israel.

Ihwal itu ia sampaikan dalam pidato memperingati 59 tahun revolusi Palestina pada Minggu, 31 Desember 2023.

"Perang pembersihan etnis yang dilancarkan Israel tak akan membunuh tekad kami," kata Abbas dikutip di Anadolu pada Senin, 1 Januari 2024.

Baca Juga: MUI Kecam Agresi Israel di Palestina, Minta Semua Warga Islam Lakukan Hal Ini

"Kita akan tetap teguh di tanah air kita dan terus berjuang sampai kita meraih kemenangan dan kemerdekaan," sambungnya.

Pemimpin Palestina itu menandaskan Tepi Barat dan Jalur Gaza merupakan satu unit geografis yang tidak bisa dipisahkan.

Abbas pun menyerukan perang Israel di Jalur Gaza segera diakhiri dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke kantong Palestina yang dikepung itu.

"Satu-satunya solusi adalah menemukan solusi politik berdasarkan resolusi berlegitimasi internasional dengan menggelar konferensi perdamaian internasional yang mengakhiri pendudukan Israel di seluruh wilayah negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan pemulangan pengungsi sesuai dengan Resolusi PBB 194," jelas Abbas.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Palestina: 195 Warga di Jabalia Tewas, Warga Asing Bergegas Tinggalkan Gaza

Israel menggempur Jalur Gaza dari udara dan darat sejak Hamas menyerangnya pada 7 Oktober.

Gempuran itu menewaskan paling sedikit 21.882 warga Palestina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 56.451 orang, kata otoritas kesehatan Palestina di Jalur Gaza.

Sementara Israel dikabarkan kehilangan 1.200 nyawa akibat serangan Hamas.

Serangan gencar Israel juga menghancurkan Gaza yang 60 persen infrastrukturnya rusak atau hancur, dan memaksa dua juta warga Palestina mengungsi sambil kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: swargantara.com

Komentar