BICARA BERITA - IDF (Israeli Defense Force), pasukan keamanan Israel, mendapatkan tuntutan yang sepertinya terlalu berat.
IDF harus melenyapkan Hamas secepatnya dan memastikan Gaza berada dalam kontrol.
Ketidaksabaran pemerintah Israel ini berpengaruh banyak dalam menentukan jalannya pertempuran.
IDF mengebom Gaza secara membabi buta, memaksa penduduk sipil mengungsi, sedangkan para pejuang Hamas dengan bebasnya menyergap setiap saat.
Dipaksa bertarung dalam perang kota, Hamas jelas lebih unggul dalam penguasaan medan.
Hujan bom secara intens hanya membantu IDF bergerak memasuki kota.
Begitu berada di antara reruntuhan gedung, IDF dituntut ekstra waspada menghadapi serangan tak terduga, sabotase, sniper, sergapan ke kamp-kamp mereka.
Dikutip dari The Times of Israel, Panglima Angkatan Darat Israel, Letjen. Herzi Halevi menyampaikan bahwa sejak awal perang akan berlangsung sulit dan memakan waktu lama.
Setelah melewati 80 hari, ucapan dari Halevi itu terbukti.
Times of Israel telah memberitakan bahwa secara bertahap, IDF berhasil melucuti kemampuan militer Hamas di Gaza Utara.
Beberapa batalion Hamas dilaporkan telah tidak berfungsi.
IDF juga telah memperluas operasi darat di Gaza Tengah dan benteng Hamas di Khan Younis di sisi selatan Gaza.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi