Kematian Saleh Al-Arouri, Hamas Blokir Gencatan Senjata di Gaza sebagai Respons Terhadap Serangan Israel

- Rabu, 03 Januari 2024 | 20:01 WIB
Kematian Saleh Al-Arouri, Hamas Blokir Gencatan Senjata di Gaza sebagai Respons Terhadap Serangan Israel

BEIRUT - Israel dilaporkan melakukan serangan drone yang menargetkan kantor Hamas di Beirut, Lebanon. Dalam serangan itu, Saleh Al-Arouri, wakil ketua Hamas, tewas bersama enam orang lainnya.

Pihak Hamas menyebut serangan tersebut sebagai 'pembunuhan pengecut' dan menangguhkan pembicaraan tentang gencatan senjata di Jalur Gaza serta kesepakatan penyanderaan dengan Israel.

Keputusan Hamas ini diumumkan setelah Saleh Al-Arouri, pemimpin senior Hamas, tewas dalam serangan drone Israel.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Hadiri Panggilan Bawaslu Terkait Pembagian Susu di CFD Jakarta

Kematian Al-Arouri juga dibenarkan oleh Hamas dan dua komandan sayap militernya, Brigade Al-Qassam.

Serangan tersebut menambah ketegangan di kawasan tersebut dan memicu reaksi keras dari pihak Hamas.

Pernyataan resmi Hamas menyatakan bahwa tindakan Israel merupakan upaya untuk mematahkan semangat perlawanan mereka, namun, Hamas bersikeras bahwa mereka tidak akan goyah.

Baca Juga: Pemkab Flores Timur Maksimalkan Layanan Kesehatan untuk Atasi Dampak Erupsi Lewotobi

"Ini membuktikan sekali lagi kegagalan musuh dalam mencapai tujuan agresifnya di Jalur Gaza," kata pernyataan resmi Hamas yang dikutip dari Al Jazeera.

Saleh Al-Arouri, yang juga menjabat sebagai wakil kepala biro politik Hamas sejak Oktober 2017, adalah pemimpin Hamas paling senior yang tewas dalam serangan Israel sejak pecahnya konflik di Gaza pada 7 Oktober.

Meskipun lahir di kota Aroura, Tepi Barat, Al-Arouri tinggal di pengasingan di Lebanon setelah menghabiskan 15 tahun di penjara Israel.

Baca Juga: Penipuan Modus Skema Segitiga Terungkap, Pelaku Narapidana Narkotika

Sejak pecahnya konflik di Jalur Gaza pada 7 Oktober, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti.

Hingga saat ini, korban tewas mencapai 22.185 warga Palestina dan 57.035 lainnya terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: mediapedomanindonesia.com

Komentar