BICARA BERITA -- Tewasnya Saleh al Arouri, petinggi Hamas dalam serangan drone Israel di Beirut pada Selasa kemarin bergema di penjuru Timur Tengah.
Meskipun banyak orang terbunuh setiap hari, namun tewasnya Saleh al Arouri ini telah mengirimkan gelombang kejut. Israel dianggap membuka luka lama dan memicu kekhawatiran bahwa konflik akan semakin keras dan brutal.
Selain Saleh al Arouri, beberapa perwira militer Hamas turut tewas dalam serangan drone Israel itu.
Saleh al Arouri merupakan mantan pemimpin Brigade al Qassam dan juga anggota politbiro Hamas yang mengkoordinasikan kegiatan militer dan politik kelompok tersebut di luar Jalur Gaza, sekaligus mengumpulkan dukungan politik dan keuangan.
Berasal dari Tepi Barat, Saleh al Arouri merupakan salah satu pemimpin Hamas paling populer di wilayah Palestina yang dipimpin Fatah, dan reputasinya mungkin akan meningkat setelah 7 Oktober.
Baca Juga: Kalahkan Toulouse PSG Paris Seint-Germain memenangi Piala Super Prancis 2023-2024
Pertanyaan yang banyak diajukan oleh para analis militer adalah, mengapa dia, mengapa sekarang, dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Mengapa dia” merupakan pertanyaan yang bisa diperdebatkan. Namun tetap harus ditanyakan. Pada prinsipnya, Israel ingin menghabisi sebanyak mungkin pejabat senior Hamas, dan setelah 7 Oktober mungkin dengan tekad yang lebih besar lagi.
Saleh al Arouri adalah seorang pejabat Hamas yang sangat tinggi, berpengaruh dan cakap, berbeda dengan para petinggi Hamas lainnya yang dilaporkan berpikiran independen.
Setelah lama tinggal di luar Palestina, di Turki dan Lebanon, dia mengembangkan kontak dan jaringan internasionalnya sendiri. Israel, dengan intelijennya yang biasanya sangat baik, pasti menyadari kemampuannya dan mungkin rencananya yang belum diketahui publik.
Jika al Arouri dibunuh karena alasan politik, mungkin karena kedekatannya dengan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan sejumlah perwakilan politik dan militer Iran yang ada di Beirut Selatan.
Dia mungkin terlibat dengan mereka setiap hari, sebagai mitra terpercaya. Dalam peran tersebut, akan sulit bagi Hamas untuk segera menggantikannya.
“Kenapa sekarang” mungkin adalah pertanyaan kuncinya. Ada sedikit keraguan bahwa Israel segera mengetahui bahwa dia menetap di Beirut tahun 2015 setelah bertahun-tahun berpindah-pindah tempat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi