Pembunuhan Saleh al Arouri di Beirut, Sejarah Panjang Operasi Asasin Oleh Israel di Lebanon, dari Olimpiade Munich Black September Hingga Perang Gaza

- Sabtu, 06 Januari 2024 | 07:31 WIB
Pembunuhan Saleh al Arouri di Beirut, Sejarah Panjang Operasi Asasin Oleh Israel di Lebanon, dari Olimpiade Munich Black September Hingga Perang Gaza

BICARA BERITA - Memasuki tahun 2024, Timur Tengah dikejutkan dengan pembunuhan salah satu pemimpin tinggi Hamas, Saleh al Arouri di Beirut. Meskipun belum memberikan pernyataan resmi, Israel ditengarai berada dibalik pembunuhan tersebut.

Pembunuhan Saleh al Arouri di Beirut menandakan bahwa konflik Israel-Hamas bukan sekedar di Gaza. Situasi di sekitar Palestina, terutama Lebanon, akan semakin memanas seiring perang yang tidak jelas ujungnya.

Israel memiliki daftar panjang sejarah asasin di Lebanon. Pembunuhan Saleh al Arouri di Beirut bukanlah yang pertama, dan mungkin bukan pula yang terakhir.

Baca Juga: Kenapa Saleh al Arouri Menjadi Target Utama Israel? Mengapa Dia, Mengapa Sekarang, dan Apa Selanjutnya? Benarkah Akan Meningkatkan Skala Konflik?

Selama beberapa dekade, Israel telah menargetkan pemimpin kelompok Palestina yang berada di Lebanon.

Asasin atau pembunuhan bermotif politik, telah dilaksanakan Israel di Lebanon, yang merupakan markas Hizbullah, sekutu Hamas.

Kematian Saleh al Arouri terjadi setelah hampir 18 tahun Israel tidak melancarkan operasi asasin di Lebanon, baik yang berhasil maupun gagal.

Baca Juga: Amerika - Israel Tidak Tahu Menahu Soal Peristiwa 103 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka Peringatan Untuk Jenderal Terkemuka Iran Qassim Soleiman

Berikut beberapa operasi asasin oleh Israel di Lebanon

1972 – Setelah pembunuhan di Bandara Lod

Salah satu target asasin pertama Israel di Lebanon adalah Ghassan Kanafani, seorang penulis dan penyair Palestina terkemuka. Kanafani dibunuh pada tanggal 8 Juli di Beirut bersama dengan keponakannya yang berusia 17 tahun.

Sebuah granat dihubungkan ke kunci kontak mobilnya. Ketika ia menyalakan mobilnya, maka bom plastik yang telah ditanam di belakang bemper mobil terpicu.

Kanafani merupakan juru bicara PFLP (Popular Front for the Liberation of Palestine). Pembunuhan terjadi setelah penembakan massal di Bandara Lod (sekarang Bandara Ben Gurion) pada 30 Mei 1972, yang menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya.

Baca Juga: Biden Ditekan Ancaman Pembersihan Etnis di Gaza, Pernyataan Menteri Sayap Kanan Israel Mengkhawatirkan, 1,9 Juta Penduduk Palestina Mengungsi

Tiga anggota Tentara Merah Jepang direkrut untuk melakukan penembakan di Bandara Lod karena bandara tersebut sudah dalam keadaan siaga tinggi terhadap kemungkinan serangan dari Palestina.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com

Komentar