BISNIS PEKANBARU - Meski sudah dua bulan membumihanguskan Palestina, Israel belum juga mampu mengalahkan Hamas. Sejak menyerang Israel 7 Oktober 2023, Hamas telah menewaskan lebih seribu tentara.
Sedangkan tindakan balasan Israel, meski sangat dahsyat, namun lebih banyak membunuh kaum perempuan dan anak-anak Palestina dengan jumlah mencapai 22.000 orang. Tak heran jika, kelakuan Israel ini malah menimbulkan kecaman dari masyarakat dunia.
Masih kuatnya perlawanan Hamas itu membuat Israel dan Kroni utamanya, Amerika Serikat, kelimpungan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk melumpuhkan Hamas, termasuk menawarkan hingga $10 juta untuk informasi mengenai lima pemodal Hamas atau apa pun yang mengarah pada gangguan mekanisme keuangan kelompok Palestina.
Baca Juga: Pesawat Penjaga Pantai Sempat Berhenti di Landasan Selama 40 Detik Sebelum Bertabrakan
Kelimanya adalah Abdelbasit Hamza Elhassan Khair, Amer Kamal Sharif Alshawa, Ahmed Sadu Jahleb, Walid Mohammed Mustafa Jadallah, dan Muhammad Ahmad 'Abd Al-Dayim Nasrallah, yang semuanya sebelumnya ditetapkan sebagai teroris global oleh Amerika Serikat.
Pemodal pertama, yang dikenal sebagai Hamzah, berbasis di Sudan, telah mengelola banyak perusahaan dalam portofolio investasi Hamas dan terlibat dalam transfer hampir $20 juta ke Hamas, kata departemen tersebut.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, dia terkait dengan Presiden Sudan Omar Bashir dan kelompok Islam yang merusak stabilitas di Sudan.
Baca Juga: Influencer TikTok Vietnam Didenda 9,2 karena Posting Video Tak Pantas di Kuil Angkor Wat Kamboja
Tiga dari agen Hamas yang disebutkan – Amer Kamal Sharif Alshawa, Ahmed Sadu Jahleb dan Walid Mohammed Mustafa Jadallah – adalah bagian dari jaringan investasi kelompok tersebut di Turki.
Nasrallah memiliki hubungan dekat dengan entitas Iran dan terlibat dalam transfer puluhan juta dolar ke Hamas, termasuk sayap militernya. Departemen tersebut mengatakan pada bulan Oktober bahwa dia berbasis di Qatar.
Hadiah tersebut akan diberikan untuk informasi mengenai sumber pendapatan apa pun untuk Hamas, donor utama, lembaga keuangan yang memfasilitasi transaksi untuk Hamas, perusahaan terdepan yang mengadakan teknologi penggunaan ganda untuk kelompok tersebut, dan skema kriminal yang menguntungkan Hamas.
Baca Juga: Korea Utara Kirimkan Puluhan Rudal Balistik ke Rusia, Amerika Bakal Bahas di Sidang Dewan Keamanan PBB
Sementara itu, Direktur Eksekutif UNICEF pada hari Jumat memperingatkan bahwa lebih dari 1,1 juta anak terancam oleh meningkatnya konflik, kekurangan gizi dan penyakit di Jalur Gaza.
“Anak-anak di Gaza terjebak dalam mimpi buruk yang semakin memburuk dari hari ke hari,” kata Catherine Russell dalam sebuah pernyataan yang dilansir Anadolu Agency.
Kasus diare pada anak-anak meningkat 50 persen hanya dalam satu minggu, dengan 90 persen anak-anak di bawah usia dua tahun mengalami “kemiskinan pangan yang parah”.
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa di Jepang Meningkat Menjadi 78 Orang
UNICEF menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk membantu menyelamatkan nyawa warga sipil dan meringankan penderitaan.
“UNICEF berupaya memberikan bantuan penyelamatan jiwa yang sangat dibutuhkan anak-anak Gaza. Namun kami sangat membutuhkan akses yang lebih baik dan lebih aman untuk menyelamatkan nyawa anak-anak," ujarnya.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi