KALIMANTAN UPDATE - Mesir bersiap mengeluarkan miliaran dolar untuk membangun ibu kota baru yang mewah di gurun pasir 45 km (28 mil) timur Kairo, tempat penduduk pertama berdatangan, kata kepala perusahaan yang mengawasi proyek tersebut.
Kota ini adalah yang terbesar dari serangkaian mega proyek yang menurut Presiden Abdel Fattah al-Sisi diperlukan untuk pembangunan ekonomi dan mengakomodasi pertumbuhan populasi sebesar 105 juta jiwa, namun para kritikus mengatakan hal tersebut mengalihkan sumber daya dan meningkatkan beban utang Mesir.
Pegawai pemerintah dipindahkan pada bulan Juli ke kementerian dan kantor yang dibangun pada tahap pertama kota baru tersebut, delapan tahun setelah peluncuran proyek yang dikenal sebagai Ibu Kota Administratif Baru (NAC).
Baca Juga: 3 Pelaku Penembakan Relawan Prabowo Gibran Sudah Ditangkap, Satu Orang Oknum Kades
"Kami memiliki hampir 48.000 karyawan yang datang setiap hari," Khaled Abbas, ketua Ibukota Administratif untuk Pembangunan Perkotaan (ACUD), mengatakan kepada Reuters.
Adapun kota ini dirancang untuk menjadi model teknologi tinggi bagi masa depan Mesir, jauh dari kekacauan dan kekacauan di Kairo.
Pemerintah menginginkan program ini dapat menyerap sebagian dari populasi Mesir, yang diperkirakan tumbuh sebesar 1,6% per tahun.
Meskipun laju pengerjaan tampaknya melambat akhir-akhir ini, tahap pertama kota ini sudah mencakup menara setinggi 70 lantai, yang tertinggi di Afrika, gedung opera dengan lima aula, masjid besar, dan katedral terbesar di Timur Tengah.
Sebuah kereta listrik dari Kairo timur mulai beroperasi pada musim semi lalu dan monorel layang akan dimulai pada kuartal kedua tahun ini, kata Abbas.
Sebanyak 100.000 unit rumah telah selesai dibangun dan 1.200 keluarga telah pindah, tambahnya.
Bank-bank besar dan bisnis lainnya akan memindahkan kantor pusat mereka pada kuartal pertama tahun 2024.
ACUD siap menunjuk konsultan untuk menyusun rencana induk tahap kedua, ketiga dan keempat ibu kota, kata Abbas.
Fase satu dan dua masing-masing akan memiliki proyeksi 1,5 juta penduduk, dan masing-masing akan mencakup 40.000 feddan (168 km persegi). Pengerjaan tahap kedua akan dimulai akhir tahun ini hingga 2027.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kalimantanupdate.com
Artikel Terkait
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!
Pemimpin Barat Kelimpungan Cegah Iran Serang Israel
Iron Dome Israel Tak Mampu Tangkal Serangan Hizbullah pada Dini Hari Tadi, Utara Dihujani 30 Roket
Hizbullah Lancarkan Gelombang Serangan Roket Buatan Rusia, Iron Dome Israel tak Berfungsi