Korea Utara Kembali Pamer Rudal Balistik SRBM Terbaru, Kali Ini Hwasong 11 Siap Bantu Rusia Hajar Ukraina

- Selasa, 09 Januari 2024 | 05:30 WIB
Korea Utara Kembali Pamer Rudal Balistik SRBM Terbaru, Kali Ini Hwasong 11 Siap Bantu Rusia Hajar Ukraina

murianetwork.com - Sebagai negara sekutu Rusia, Korea Utara kembali menunjukkan manuvernya di hadapan dunia khususnya dalam menyikapi konflik versus NATO.

Senjata rudal balistik jarak jauh (SRBM) kembali menjadi ajang pameran bagi Korea Utara yang nantinya bakal disuplai untuk Rusia.

Kali ini, Korea Utara membantu Rusia untuk menghajar Ukraina dengan meluncurkan rudal balistik jenis SRBM Hwasong 11.

Baca Juga: Tank Harimau Selesai Ujian? PT Pindad Kasih Bocoran Manuver Cepat Ranpur Baru TNI AD Siap Dilakukan

Dilansir murianetwork.com dari laman Defence Security Asia pada Senin, 8 Januari 2024, pakar senjata internasional mengungkapkan bahwa Korea Utara selalu diandalkan Rusia ketika rudal balistik buatannya sendiri dianggap masih belum cukup mumpuni.

Rusia sendiri memang memiliki KH-47M2 Kinzhal yang kerap diklaim sebagai rudal paling mematikan di antara sekian banyak produksinya.

Akan tetapi, kejadian beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa rudal tersebut mampu dilumpuhkan oleh sistem pertahanan udara rancangan NATO yang digunakan Ukraina, dalam hal ini Patriot buatan Jerman.

Sebelumnya, Korea Utara sempat meluncurkan Hwasong 18 dalam rangka membantu Rusia.

Bahkan yang terbaru, KN 23 juga turut disuplai agar Rusia mampu menghancurkan Ukraina tanpa ampun.

Terlebih, saat ini posisi Amerika Serikat sedang mengalami krisis anggaran yang menyebabkan mereka tak bisa jor-joran untuk membantu negara sekutunya.

Baca Juga: Lebih dari 200 Personel PT PAL dan TNI AL Diundang ke Korsel untuk Membedah Kecanggihan Kapal Selam Kelas Nagapasa

Dengan hadirnya Hwasong 11 yang dipasok Korea Utara untuk Rusia, ini menjadikan tantangan tersendiri bagi Ukraina saat memasuki tahun ketiga konflik di kawasan Eropa Timur.

Terlebih, rudal balistik ini dinilai sejumlah pengamat lebih canggih dibandingkan dengan yang pernah diluncurkan atau dipasok negara pimpinan Kim Jong Un itu sebelumnya.

Kabarnya, Rusia harus membayar sekira 5 juta dolar AS kepada Korea Utara untuk( memperolehnya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com

Komentar