Cegah Polio Menyebar Luas, Pemerintah Diminta Segera Lakukan Deteksi Dini

Wednesday, 17 January 2024
Cegah Polio Menyebar Luas, Pemerintah Diminta Segera Lakukan Deteksi Dini
Cegah Polio Menyebar Luas, Pemerintah Diminta Segera Lakukan Deteksi Dini

KIAT INDONESIA - Temuan kasus polio di Sampang, Jawa Timur, dan Klaten, Jawa Tengah, akhir tahun lalu menimbulkan rasa khawatir di tengah masyarakat.

Sebab, ini menjadi tanda bahwa polio kembali mengancam kesehatan bagi anak-anak.

Merespon hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta pemerintah segera melakukan deteksi dini terhadap infeksi virus Polio agar tidak menyebar luas.

Baca Juga: Kenaikan Pajak Hiburan Perlambat Pertumbuhan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

“Puskesmas dan Posyandu bisa dikerahkan untuk menjadi garda depan jika ada kasus anak lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP). Memang tidak semua kasus lumpuh layu karena polio. Namun, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan,” terang Edy, Rabu 17 Januari 2024.

Karenanya, Edy berharap, jika ada yang menemukan kasus polio, jangan disembunyikan. “Haurs segera dilaporkan untuk di investigasi, agar virusnya tidak menjangkit anak yang lain,” tegasnya.

Selain deteksi dini untuk mencegah penyebaran virus polio, Edy mendorong pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang mulai dilakukan pemerintah tanggal 15 Januari 2024 dapat menyentuh angka 95 persen dari target populasi.

Baca Juga: Dito Ariotedjo Sambut Baik Cabor Korfball Dipertandingkan di PON 2024 dan SEA Games 2025

“Anak usia 0 sampai tujuh tahun, sudah imunisasi polio atau belum, harus ikut Sub PIN Polio. Mari sama-sama sukseskan dan manfaatkan Sub PIN ini. Kita kepung virus Polio dengan vaksinasi Polio agar Indonesia bebas polio lagi,” katanya.

Edy berjanji akan terus mengawasi capaian Sub PIN Polio. Ia pun berharap, capaian 95 persen pelaksanaan vaksinasi ini tidak hanya di tingkat provinsi tetapi hingga ke Desa dan Kabupaten.

“Tidak boleh ada ketimpangan capaian target vaksinasi, ini perlu dukungan dan sosialisasi yang masif,”kata Edy.

Baca Juga: Transisi Pasca Covid-19, Pemerintah RI Diminta Tinjau Ulang Rencana Kenaikan Pajak Hiburan 40-75 Persen

Ia mengingatkan bahwa Indonesia pernah mendapat predikat bebas polio pada tahun 2014. Adanya kasus ini harus menjadi cerminan untuk memperbaiki diri.

Salah satu yang harus diperhatikan menurut Edy adalah distribusi vaksin polio. Hal ini tidak hanya soal ketersediaan vaksin hingga ke daerah. Namun juga menjaga kualitasnya.

 “Jangan sampai vaksin yang disuntikan seperti peluru kosong. Cara menyimpan, membawa dan sampai memberikan ke anak-anak ini harus tepat. Ingat, negara kita ada negara kepulauan dengan geografis yang beragam, sehingga butuh perlakuan yang beragam. Semangatnya yang harus sama,” jelasnya. 

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kiatindonesia.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini