murianetwork.com - Untuk pertamakalinya, Kemenkes lakukan upaya peningkatan jumlah capaian Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir diseluruh fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.
SHK sangat penting dilakukan untuk mengurangi potensi fatalitas kecacatan pada pertumbuhan anak kelak.
SHK harus dilakukan sejak bayi baru lahir untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan fungsi tiroid yang dapat menyebabkan hipotiroidisme kongenital.
Tujuan skrining ini adalah untuk memulai pengobatan segera jika ditemukan kelainan, karena hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan dampak serius pada perkembangan kognitif dan fisik anak.
Langkah-langkah skrining dimulai dengan pemeriksaan hormon tiroid yanh dilakukan dengan pengambilan 2-3 tetes sampel darah pada bayi yang berusia 48-72 jam.
Lalu dilakukan pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone), TSH yang tinggi dapat menunjukkan adanya masalah pada kelenjar tiroid.
Jika ditemukan TSH yang tinggi pada sampel darah bayi, maka dilakukan uji tambahan. Jika hasilnya positif, maka bayi perlu segera memulai pengobatan hormon tiroid untuk mencegah komplikasi.
Oleh sebab itu, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menghimbau agar orang tua segera meminta SHK pada fasilitas layanan kesehatan tempat bayi lahir, karena bersifat gratis atau tidak dipungut biaya.
"Kalau mau bayinya sehat, usianya panjang, dan anaknya pintar, begitu bayi baru lahir mintalah skrining kesehatan di fasilitas pelayanan mesehatan, gratis!" Ungkap Budi.
Baca Juga: Mahfud MD Ingin Beri Teladan Tak Mau Gunakan Fasilitas Negara Untuk Berkampanye
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: portalrepublik.com
Artikel Terkait
Gaji Ribuan Kepala Dapur MBG Belum Dibayar 3 Bulan, Kepala BGN Sebut Kewajibannya Sudah Tuntas
Mel Gibson Desak Pemerintah Amerika Jujur Soal Tragedi 9/11
Rumahnya Didatangi Massa TPUA, Jokowi: Mereka tak Punya Wewenang Mengatur Saya Menunjukkan Ijazah
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa