BREAKING NEWS! Bocoran Menperin: RI Bakal Punya Mobil Nasional Baru, ESEMKA?

- Jumat, 14 Februari 2025 | 21:35 WIB
BREAKING NEWS! Bocoran Menperin: RI Bakal Punya Mobil Nasional Baru, ESEMKA?




MURIANETWORK.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini pemerintah sedang menggodok rencana untuk memproduksi mobil nasional baru dengan bekerja sama dengan pabrikan otomotif dalam negeri.


Bahkan menurutnya saat ini sudah ada beberapa pabrikan yang menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam proyek ini. 


Sebagai contoh Agus mengatakan salah satu nama yang turut menyatakan kesiapan dalam proyek mobil nasional adalah Polytron.


Namun ia menegaskan bahwa di luar itu masih ada beberapa grup lain yang juga menyatakan keseriusannya untuk terlibat dalam pengembangan mobil nasional. 


Untuk itu ia berencana memanggil para pemilik usaha untuk membahas lebih jauh terkait rencana ini.


"Mobil nasional sekarang kita sedang bahas bersama pabrikan, bahkan tadi ada sebuah pabrikan yang sudah menyampaikan kepada saya, mereka punya konsep untuk membangun mobil nasional, dan saya sekarang sedang tunggu," kata Agus ditemui dalam acara International Motor Show (IIMS) 2025, dikutip dari Antara, Jumat (14/2/2025).


"Saya akan undang mereka, tapi sudah ada juga beberapa grup yang menyampaikan siap untuk membangun mobil nasional," tambahnya.


Lebih lanjut Agus mengatakan meski sejumlah komponen mobil nasional baru tersebut mungkin tidak sepenuhnya dibuat di dalam negeri, namun sistem penilaian Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akan tetap digunakan sebagai salah satu syarat dalam proyek ini.


"Kita tidak bisa tidak impor, tidak ada sama sekali di mana pun sektornya yang bisa 100% (dibuat di dalam negeri), itu yang disebut dengan global value chain. Tapi kita menetapkan nilai TKDN minimalnya," jelasnya.


Sebagai informasi, sejak era 1970-an RI sudah berupaya menciptakan mobil nasionalnya sendiri sebagai simbol kemandirian dan kebanggaan bangsa.


Sebut saja proyek-proyek seperti Toyota Kijang, Timor, Bimantara, dan Esemka mencerminkan semangat memproduksi mobil nasional sendiri dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor.


Kemudian ada juga MV3 Garuda Limousine alias Maung Pindad adalah mobnas terbaru yang diproduksi PT Pindad (Persero). 


Sebuah SUV karya anak bangsa yang 70% komponennya merupakan produksi lokal.


Mobil ini digunakan sebagai kendaraan dinas penyelenggara negara dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.


'Kebohongan Terdahsyat Jokowi, Kisah Esemka Yang Tak Terwujud'




Di tahun 2012, Joko Widodo, yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Solo, mengungkapkan ambisi besarnya mengenai mobil Esemka, sebuah kendaraan yang diproduksi oleh siswa SMK. 


Dalam konferensi persnya, Jokowi dengan percaya diri menyatakan bahwa pesanan untuk mobil ini telah mencapai 4.000 unit, dan mobil tersebut siap diproduksi. 


Dia bahkan meminta publik untuk tidak menghubunginya secara langsung mengenai pesanan, tetapi untuk berkomunikasi langsung dengan PT Esemka Solo, menunjukkan keyakinan yang tinggi terhadap proyek ini


Namun, seiring berjalannya waktu, harapan dan mimpi yang dibangun di atas pernyataan tersebut mulai memudar. 


Janji untuk memproduksi mobil Esemka tidak pernah terwujud sesuai dengan ekspektasi yang telah diungkapkan. Pada akhirnya, semua klaim itu terbukti menjadi kebohongan besar. 


Jokowi tak mampu memenuhi pesanan yang telah dijanjikan, yakni 6.000 unit, dan Esemka tidak mampu memenuhi target produksi yang diharapkan.


Kecewa dan kekecewaan masyarakat mulai muncul. Banyak yang merasa tertipu oleh janji manis yang dihembuskan Jokowi, sementara realitas menunjukkan bahwa mobil Esemka tidak kunjung diproduksi secara massal. 


Ketidakmampuan ini menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan tanggung jawab seorang pemimpin. 


Sebagai seorang yang diharapkan menjadi panutan, Jokowi seharusnya mampu mempertanggungjawabkan kata-katanya di hadapan publik.


Melihat kembali pada saat itu, Jokowi tampak sebagai sosok yang visioner, mengusung semangat menciptakan mobil nasional dan membanggakan produk lokal. 


Namun, kenyataan pahit yang terungkap menunjukkan adanya ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan. 


Alih-alih menjadi kebanggaan, Esemka justru menjadi simbol dari kegagalan dan kekecewaan yang dirasakan oleh masyarakat yang mengharapkan perubahan nyata.


Janji yang tidak ditepati menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan jujur dan realistis kepada rakyatnya. 


Dalam dunia politik, kata-kata memiliki kekuatan besar, dan ketika janji-janji itu tidak dipenuhi, kepercayaan publik akan hilang. 


Jokowi, sebagai pemimpin yang berambisi, telah gagal mempertahankan kepercayaan tersebut, dan kini saatnya untuk meminta pertanggungjawaban atas semua janji yang telah diucapkan.


Masyarakat berhak menuntut pertanggungjawaban atas kebohongan yang telah disampaikan di media nasional. 


Ketidakmampuan untuk memenuhi janji bukan hanya sekadar kegagalan pribadi, tetapi juga mencerminkan ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan impian bangsa. 


Dengan segala kerendahan hati, saatnya kita introspeksi dan mempertanyakan, sejauh mana kita bisa mempercayai janji-janji pemimpin kita, dan bagaimana kita bisa mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab dalam tindakan dan ucapannya.


Sumber: Detik

Komentar