Megawati Soekarnoputri seorang provokator dengan meminta kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mengikuti retret di Akmil Magelang. Kepala daerah yang telah terpilih harus mengikuti perintah dari pemerintah pusat.
“Melarang kepala daerah dari PDIP ikut retreat di Akmil menunjukkan Megawati itu provokator. Kelakuan Megawati justru merenggengkan hubungan dengan Prabowo,” kata aktivis Lamongan Ghalib Wahyu Pramuko yang dikutip dari www.suaranasional.com, Jumat (21/2/2025).
Dengan menolak keterlibatan kepala daerah PDIP dalam acara yang diselenggarakan oleh pemerintahan baru, kata Ghalib, Megawati seakan ingin mengirim pesan bahwa PDIP tidak serta-merta tunduk pada kekuasaan Prabowo. Ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun narasi oposisi.
“Jika para kepala daerah PDIP ikut dalam retreat, ada kekhawatiran mereka akan lebih mudah “ditarik” ke dalam orbit kekuasaan Prabowo. Megawati mungkin ingin menghindari skenario di mana kader-kadernya justru lebih dekat dengan pemerintah ketimbang partai,” paparnya.
Kata Ghalib, keputusan Megawati juga bisa menjadi bumerang. Menolak hadir dalam acara yang dihadiri banyak kepala daerah bisa membuat PDIP tampak eksklusif dan tidak adaptif terhadap pemerintahan baru. “Hal ini dapat mengurangi peluang PDIP untuk tetap memiliki akses ke kebijakan pemerintah pusat,” pungkasnya.
Sumber: suaranasional
Foto: Ghalib Wahyu Pramuko (IST)
Artikel Terkait
Sekelompok OTK Rusak dan Bakar Rumah Warga di Sukmajaya Depok, 11 Orang Ditangkap
Viral Video Ruben Onsu Diduga Mualaf, Salaman dengan Ulama dan Dikabarkan Segera Menikah dengan Desy Ratnasari
Jenazah Wakepsek Juniwarti Diduga Dibunuh Suami Dimakamkan Selasa Subuh di Pekanbaru
Viral Pengemis di Pasuruan Tak Terima Diberi Rp 2.000, Memaksa sampai Buka Pintu Mobil