Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

- Selasa, 25 Februari 2025 | 21:30 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?


'Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?'


Oleh: Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa


Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. 


Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobi Nasution. Satu paket.


Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu PSI. Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. 


Di pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen.


Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. 


Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar ! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya.


Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya.


Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. 


Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga mundur mendadak dari ketum Golkar. 


Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar dibuat seragam yaitu 16 persen di pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi.


Anda gak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi ijin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. 


Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK-2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. 


Ini out of the box. Gak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat.


Mungkin anda gak pernah berpikir mobil ESEMKA itu bodong. Anda juga gak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. 


Juga gak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapapun.


Ketika Anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. 


Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. 


Ketika anda tulis “Adili Jokowi” di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan “Adili Jokowi”. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi?


Teriakan “Adili Jokowi” kalah kuat gaungnya dengan teriakan “Hidup Jokowi”. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian.


“Semoga pemimpin dholim seperti Jokowi Allah hancurkan”, inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak ! 


Setidaknya hingga saat ini. Esok? Gak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang.


Kalau cuma 1000 sampai 2000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, gak ngaruh. 


Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. 


Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah ! Massa mahasiswa, buruh dan akrifis saat ini belum menemukan isu bersama.


Isu “Adili Jokowi” tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. 


Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. 


Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. 


Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. 


Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar “Adili Jokowi” bisa leading.


Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos “Adili Jokowi”. 


Demo “Adili Jokowi” lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya.


Sanpai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1000-2000 massa yang menuntutnya diadili. ***

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini