Bukan Hanya Sritex, Ternyata Ada 60 Perusahaan Tekstil Bangkrut Hingga PHK Massal, Dampak Banjir Impor Era Jokowi

- Senin, 03 Maret 2025 | 15:40 WIB
Bukan Hanya Sritex, Ternyata Ada 60 Perusahaan Tekstil Bangkrut Hingga PHK Massal, Dampak Banjir Impor Era Jokowi




MURIANETWORK.COM - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia atau APSyFI mencatat, 60 perusahaan industri tekstil terdampak banjir impor pada 2024-2024. 


Dampak ini mencakup penghentian produksi total, pengurangan tenaga kerja, relokasi, pailit, hingga gulung tikar.


Setidaknya, 10 fasilitas produksi tekstil gulung tikar dan 28 pabrik tekstil menghentikan produksi pada 2023-2024. 


Kondisi ini diperburuk dengan pengurangan tenaga kerja mencapai 10.644 orang oleh 20 perusahaan tekstil.


Secara total, tenaga kerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja selama dua tahun terakhir di industri tekstil mencapai lebih dari 14.221 orang. 


Sebanyak 4.377 orang terkena PHK setelah manajemen memutuskan untuk gulung tikar.


Adapun dua industri tekstil kini ditetapkan pailit oleh pengadilan, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk dan PT Pismatex. 


Selain itu, PT Sai Apparel memutuskan untuk memindahkan pabriknya dari Semarang ke Grobogan dengan pertimbangan menekan biaya tenaga kerja.


Berdasarkan data APSyFI, setidaknya lima dari 60 perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Asia Pacific Fibers Tbk atau POLY, PT Century Textile Industry Tbk atau CNTX, PT Argo Pantes Tbk atau ARGO, PT Ricky Putra Globalindo atau RICY, dan PT Tifico Fiber Indonesia atau TFCO.


CNTX, ARGO, dan RICY telah menghentikan produksi total, sedangkan TFCO tidak memperpanjang masa kerja buruh kontrak. 


Adapun POLY tercatat sebagai perusahaan hulu tekstil dengan dampak paling dalam.


POLY telah menghentikan produksi secara penuh dan melakukan PHK pada 2.500 orang pada pabriknya di Karawang, Jawa Barat. 


Mereka juga mengurangi tenaga kerja kontrak pada fasilitas produksi di Kaliwungu, Jawa Timur.


Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta sebelumnya mengatakan, perusahaan yang menutup pabriknya masih beroperasi, tetapi dengan kapasitas produksi minimal dan pengurangan jam kerja para buruh. 


Hal tersebut dipilih lantaran sebagian besar pengusaha tekstil tidak memiliki kemampuan membayar pesangon untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.


"Para pengusaha tekstil kini mengurangi jam kerja atau hari kerja. Contohnya, hari kerja saat kondisi normal adalah enam hari per minggu, namun kini hanya tiga hari per minggu. Upah tenaga kerja akhirnya bisa disesuaikan," kata Redma, Jumat (27/12).


Tak semua pabrik tekstil dari total 28 perusahaan yang menyatakan tutup dan berhenti produksi menyertakan jumlah buruh ter-PHK. 


Hanya PT Asia Pacific Fibers yang menyertakan data PHK terhadap penutupan pabriknya di Karawang, yakni 2.500 buruh.


Redma memproyeksi, sekitar 1,1 juta tenaga kerja di industri tekstil kini terkena PHK atau mendapatkan pengurangan tenaga kerja. 


Ini karena utilisasi industri tekstil tercatat telah anjlok dari 75% pada akhir tahun lalu menjadi di bawah 50%.


Berikut 60 perusahaan tekstil terdampak pada 2023-2024:


Pabrik Tekstil Tutup (PHK 4.377 orang)

1. PT HS Apparel

2. PT Rayon Utama Makmur

3. PT Starpia

4. Kusuma Group (PT Pamor, PT Kusuma Putra, PT Kusuma Hadi) (PHK 1.500 orang)

5. PT Alenatex (PHK 700 orang)

6. PT Ocean Asia Industry (PHK 314 orang)

7. PT Tuntex (PHK 1.163 orang)

8. PT Wiska Sumedang (PHK 700 orang)


Pabrik Tekstil Berhenti Produksi

1. PT Argo Pantes Bekasi

2. PT Asia Citra Pratama

3. PT Centex - Spinning Mills

4. PT Damatex

5. PT Djoni Textindo

6. PT Dupantex

7. PT Effendi Textindo

8. PT Fotexco Busana Internasional

9. PT Grand Pintalan

10. PT Grandtex

11. PT Gunatex

12. PT Jelita

13. PT Kaha Apollo Utama

14. PT Kintong

15. PT Lawe Adyaprima Spinning Mills

16. PT Lojitex

17. PT Mafahtex Tirto

18. PT Miki Moto

19. PT Mulia Cemerlang Abadi

20. PT Mulia Spindo Mills

21. PT Panca Sindo

22. PT Ricky Putra Globalindo, Tbk.

23. PT Saritex

24. PT Sembung Tex

25. PT Sulindafin

26. PT Sulindamills

27. PT Primissima

28. PT Asia Pacific Fibers Karawang


Pabrik Tekstil yang Pailit

1. Sritex Group (2.500 orang dirumahkan)

2. PT Pismatex (PHK 1.700 orang)


Pabrik Tekstil Relokasi

1.  PT Sai Apparel


Pengurangan Tenaga Kerja (PHK 8.144 orang, 2.500 orang dirumahkan)

1. PT Adetex (500 orang dirumahkan)

2. Agungtex Group (2.000 orang dirumahkan)

3. PT Apac Inti Corpora

4. PT Asia Pacific Fiber Kaliwungu

5. PT Asia Pacific Fiber Karawang (PHK 2.500 orang)

6. PT Bitratex

7. PT Chingluh (PHK 2.000 orang)

8. PT Delta Merlin Tekstil I-Duniatex Group (PHK 660 orang)

9. PT Delta Merlin Tekstil II-Duniatex Group (PHK 924 orang)

10. PT Grand Best (PHK 300 orang)

11. PT Indachi Prima

12. PT Kabana (PHK 1.200 orang)

13. PT Kahatex

14. PT Lucky Tekstil (PHK 100 orang)

15. PT Nikomas (bertahap ribuan pekerja)

16. PT Polyfin Canggih

17. PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 orang)

18. PT Sinar Panca Jaya

19. PT South Pacific Viscose

20. PT Tifico Fiber Industries


Sumber: KataData

Komentar

Terpopuler