Waduh! Faktanya Pagar Laut di Kohod Masih Berdiri Tegak, Nelayan Kecewa Merasa Dibohongi

- Sabtu, 15 Maret 2025 | 00:15 WIB
Waduh! Faktanya Pagar Laut di Kohod Masih Berdiri Tegak, Nelayan Kecewa Merasa Dibohongi




MURIANETWORK.COM - Keberadaan pagar laut di wilayah Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang belum benar-benar bersih sebagaimana yang pernah diklaim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), TNI AL.


Padahal, beberapa waktu lalu heboh ratusan personel TNI AL membongkar pagar laut sepanjang 30,16 KM di 16 Desa pada 6 wilayah Kecamatan di Kabupaten Tangerang. 


Namun, berdasarkan penelusuran di laut Kohod, Kabupaten Tangerang, barisan pagar bambu masih nampak kokoh berdiri mengitari luas laut wilayah Kohod. 


Meski beberapa pagar telah dibersihkan termasuk pagar-pagar yang sempat ditinjau Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dan jajaran bersama Kepapa Desa Kohod Arsin bin Asip pada Jumat (24/1) lalu. 


Nelayan Kecewa Berat




Nampak barisan pagar bambu di sebelah Barat pantai Kohod terlihat sangat rapih berbaris dari bibir pantai hingga menjorok ke wilayah laut dengan panjang sekitar 800 meter lebih dan lebar 150 meter lebih. 


NS, nelayan setempat mengaku geram dengan upaya akal-akalan yang dilakukan instansi pemerintah yang telah mendeklarasikan area laut Tangerang telah bersih dari pagar laut yang diduga dikerjakan atas perintah Arsin bin Asip. 


“Kita kecewa banget sama pernyataan pemerintah yang mengatakan area laut telah clear. Wilayah laut ini kan tempat kami mencari makan, setiap hari kami lintasi, kenyataannya kan jelas-jelas masih berdiri kokoh,” ujar dia. 


Jangan Bohongi Rakyat




Dia dan masyarakat nelayan Kohod lain berharap pemerintah agar benar-benar serius bekerja melindungi masyarakat nelayan. 


Dia pun meminta agar pemerintah tak terus menerus membodohi rakyatnya sendiri. 


Dia ingin pagar laut benar-benar bersih dari laut sebagai tempat pencari nafkah mereka.


“Jadi akhiri pembohongan ini, jangan terus-terus menipu rakyat sendiri. Kami hanya berharap pagar-pagar itu bersih seperti sebelumnya. Karena ini juga mengancam keselamatan nelayan saat melaut. Belum lagi ada patahan-patahan bambu yang juga membahayakan kapal kami,” ujarnya. 


Sumber: Merdeka

Komentar