Misteri hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, selama tiga bulan membuat pihak keluarga menuntut kejelasan ke pemerintah.
Istri Tomi, Riah Ukur Tarigan meminta Presiden Prabowo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi perhatian khusus atas hilangnya sang suami saat operasi sergap KKB pada 18 Desember 2024 lalu.
Ironisnya, kasus yang belum tuntas itu malah mengantarkan sang Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, mendapat promosi dan kenaikan pangkat menjadi Kabid Propam Polda Papua Barat Daya.
Hal ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri ST/489/III/KEP/2025.
Nathaniel Hutagaol, kuasa hukum keluarga Iptu Tomi Marbun, mengecam keras keputusan ini. Sebab, promosi jabatan itu dilakukan di saat kasus hilangnya anak buah yang belum tuntas.
“Ini pelecehan terhadap hak asasi manusia dan penghancuran nilai-nilai keadilan. Secara khusus, ini merupakan pukulan berat bagi keluarga Iptu Tomi Marbun serta rakyat Indonesia,” tegas Nathaniel dalam keterangannya kepada media, Sabtu 15 Maret 2025.
Ia juga menyoroti sikap kepolisian yang dinilai kurang transparan dalam menangani kasus ini.
“Sejak tiga bulan lalu, pihak Polres Teluk Bintuni belum pernah mengeluarkan rilis resmi terkait hilangnya Iptu Tomi Marbun, apalagi memberikan kejelasan kepada keluarga. Tapi justru Kapolresnya malah mendapat promosi dan kenaikan pangkat. Ini sangat tidak masuk akal!” tambahnya.
Keluarga Tuntut Keadilan
Adik kandung Iptu Tomi Marbun, Monterry Marbun, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan tersebut. Pihak keluarga lalu mengirimkan surat keberatan ke Mabes Polri atas promosi jabatan AKBP Choiruddin Wahid
“Hari ini kami telah mengirimkan surat keberatan kepada Kapolri terkait promosi dan kenaikan pangkat AKBP Choiruddin Wahid. Bagi kami, ini seperti bentuk penghargaan atas hilangnya kakak kami. Seolah-olah, kasus ini dianggap sebagai prestasi,” ujar Monterry dengan nada geram.
Nathaniel Hutagaol pun menambahkan bahwa promosi seharusnya diberikan kepada pejabat yang memiliki prestasi, bukan yang masih terlibat dalam kasus yang belum terselesaikan.
“Dimana-mana orang yang mendapat promosi itu karena prestasinya. Tapi ini, ada anak buah yang hilang tanpa kejelasan, dan malah komandannya mendapat kenaikan pangkat. Ini sangat menyedihkan dan mengecewakan. Terlebih, AKBP Choiruddin Wahid masih dalam pemeriksaan Propam atas laporan kami. Seharusnya, tunggu dulu sampai investigasi selesai,” tegas Nathaniel.
Menutup pernyataannya, Monterry Marbun menegaskan bahwa keluarga tidak akan tinggal diam.
“Jangan kira kami ini badut atau orang-orang yang bisa dipermainkan. Nyawa abang saya bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Kami akan terus berjuang dan mengejar siapapun yang bertanggung jawab atas hilangnya Iptu Tomi Marbun,” tutupnya dengan penuh emosi.
Hilang tanpa jejak
Sebelumnya, Iptu Toni Marbun hilang setelah kapal yang ditumpanginya terjatuh ke sungai saat mengejar anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Teluk Bintuni, Papua Barat pada 18 Desember 2024.
Saat itu, pencarian terhadap Iptu Tomi masih dilakukan dengan melibatkan aparat TNI dan Polri. Namun, hasilnya nihil hingga 3 bulan berlalu.
Iptu Tomi dilaporkan hanyut di Kali Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni pada Rabu 18 Desember 2024. Insiden tersebut bermula saat aparat TNI dan Polri hendak menangkap anggota KKB bernama Marten Aikinggin.
Istri Tomi Marbun, Riah Ukur Tarigan curhat di akun Instagram rubrtarigan.Ia meminta kejelasan ke pemerintah atas hilangnya sang suami selama tiga bulan saat operasi penangkapan pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Berbagai langkah sudah ditempuh keluarga termasuk laporan ke Polda Papua sampai ke Bareskrim Polri. Namun, sepertinya butuh waktu dan proses panjang terkait birokrasi," kata Riah dikutip Disway.id, Jumat 14 Maret 2025.
Riah menambahkan, pihak keluarga bersepakat menyebarkan hilangnya Tomi Marbun ke media. Hal ini lantaran tak ada penjelasan resmi dari pihak kepolisian meski sudah 3 bulan peristiwa ini terjadi.
Riah berharap, curhatnya dapat diatensi dari pihak terkait, khususnya Korps Bhayangkara.
Kronologi hilangnya suami
Riah menuturkan, hilangnya Tomi berawal pada 12-15 Desember 2024. Saat iru, Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wahid memerintahkan Iptu Tomi Samuel Marbun selaku Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni melakukan operasi senyap.
Operasi itu dilakukan untuk pemantauan terhadap seorang DPO dari kelompok yang diduga KKB di daerah Distrik Moskona Barat, Papua Barat.
Singkatnya, pada 15 Desember 2024, Tim Gabungan Polres Bintuni, Brimob Bintuni, Batalyon 763 Bintuni dan Batalyon 642 Kapuas yang dipimpin Kasat Reskrim Teluk Bintuni berjumlah sekitar 65 orang berkumpul di rumah Kanit Resmob Rolan Manggaprouw untuk melakukan persiapan.
Saat itu, sekitar pukul 22.00 WIT tim berangkat menggunakan kurang lebih 20 mobil Hillux menuju kampung Mayerga yang berada di distrik Moskona Barat.
"Yang Dimana keberangkatan mereka tidak disaksikan oleh Kapolres karena pada saat itu kapolres tidak berada di Bintuni," ungkapnya.
Lalu, pada 16 Desember 2024 sekitar pukul 04.00 WIB tim tiba di Kampung Mayerga. Tim berjalan melalui belakang kampung, agar tidak diketahui masyarakat karena merupakan operasi senyap menuju titik lokasi yang diduga tempat persembunyian DPO Marten Aikingging.
"Yang mana perjalanan dari kampung Mayerga ke lokasi tersebut membutuhkan kurang lebih dua hari dengan berjalan kaki untuk sampai di lokasi DPO," ucapnya.
Kemudian, pada 17 Desember 2024, tim yang berangkat sudah tidak dapat dihubungi oleh keluarga karena sudah tidak ada sinyal. Keesokan harinya, pukul 12.00 WI, Riah Tarigan mendapat kabar dari Kompol Ade Luther Far-Far selaku Wakapolres Teluk Bintuni.
"Yang mengabarkan bahwa Iptu Tomi Samuel Marbun Hanyut terseret arus sungai ketija ingin melakukan penyeberangan menuju lokasi terduga DPO," ucapnya.
Sumber: disway
Foto: Kolase Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid dan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun/Net
Artikel Terkait
Lulus Sarjana Psikologi, Buya Yahya Ikut Wisuda di Unissula
Mark Carney Resmi Jadi PM Kanada, Tolak Dicaplok AS
Gibran Terpukau Cara Dedi Mulyadi yang Menggusur Bangunan di Pinggir Kali
Kisah Mualaf Paul Pogba: Islam Mampu Jawab Pertanyaan-Pertanyaan Saya