'Adili Hukum Mati Jokowi Bukan Himbauan Yang Keliru'
Oleh: Damai Hari Lubis
Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)
Jokowi tetap berbohong pasca mantan presiden, ilustrasi bohongnya Jokowi dapat dibuktikan publik berdasarkan data dan fakta
Kata Jokowi:
Kalau ada korupsi di pertamina saya pasti tahu, dan tentunya dulu sudah saya gebuk!
Namun pada kenyataanya, saat menjadi presiden, Jokowi pernah berstatemen; “dirinya tahu, dengan data lengkap siapa pemain di sektor migas, minyak goreng dan lain-lain, dia punya data lengkap”.
Inilah sosok Jokowi seorang Mitomania (pembohong yang dilakukan berulang-ulang) karkateristik pemimpin amoral, kebohongan merupakan sesuatu hal yang dia anggap lumrah.
Walau bohong dari seorang pemimpin terhadap rakyat adalah aib, suatu perilaku atau perbuatan tidak beradab.
Dan logis jika Jokowi lupa, apa yang pernah dia nyatakan dan publis sebelumnya, disebabkan terlampau banyaknya kebohongan yang dirinya sampaikan dan Ia lakukan.
Sehingga kesemuanya lagi-lagi membuktikan, gambaran sosok Jokowi seorang yang memiliki data anomali kepemimpinan, yang tak peduli walau publik memberikan bukti ucapannya sering terbolak balik (tidak konsisten), karena pada hari ini beda dengan hari kemarin, selain nyata berbeda praktiknya, bahkan bisa berubah pada lusa atau pekan depan terhadap peristiwa sesuai narasi yang pernah ‘kemarin’ Ia sampaikan.
Oleh karenanya publik bangsa ini memang tidak keliru, jika terus menyerukan ADILI JOKOWI disertai tanda seru merah dibelakang kalimat, oleh sebab banyaknya peristiwa politik dan hukum serta kebohongan yang telah dilakukan oleh Jokowi diantara dan utamanya terkait dugaan publik Jokowi mengggunakan Ijasah S1 Palsu dari fakultas Kehutanan UGM dan selain dan selebihnya Jokowi saat menjadi presiden diduga kuat telah banyak melakukan praktek Obstruksi (cawe-cawe), disobedient (pembiaran terhadap peristiwa pelanggaran hukum) kolusi serta nepotisme disektor penegakan hukum oleh KPK, KPU dan Polri, MK serta Kejaksaan Agung RI termasuk KomnasHam.
Serta patut disimpulkan Jokowi adalah figur pemimpin abnormal, bertentangan dengan prinsip kepemimpinan bangsa yang memiliki dasar filosofi Panca Sila.
Artikel Terkait
Fedi Nuril Bikin Zarry Hendrik yang Bela Revisi UU TNI Bungkam Seribu Bahasa
PPI Jepang Kritik Keras RUU TNI: Kami Khawatir Mahasiswa di Luar Negeri Enggan Kembali
PM Terpilih Jens-Frederik Nielsen Tolak Jual Greenland ke Trump
Publik Curiga Ada Draft Selundupan dalam Rapat Revisi UU TNI di Hotel Mewah