Sejumlah aparat berseragam TNI langsung menjaga Hotel Fairmont Jakarta usai rapat revisi undang-undang (RUU) TNI digeruduk Koalisi Masyarakat Sipil.
Situasi Hotel Fairmont yang menjadi lokasi rapat RUU TNI itu dibagikan akun instagram KontraS pada Minggu (16/3/2025).
KontraS mengaku mendapatkan intimidasi dan teror usai menggeruduk rapat RUU TNI pada Sabtu (15/3/2025).
Sejumlah telepon dari orang tidak dikenal (OTK) hingga dihampiri OTK terjadi di Kantor KontraS akhir pekan ini.
Saat ditelusuri menggunakan aplikasi pelacak, terdaftar nama-nama diduga aparat TNI seperti Danintel Dam Jaya.
Bahkan Hotel Fairmont yang sempat menjadi lokasi rapat juga kini pada Minggu (16/3/2025) dijaga ketat aparat TNI berseragam.
Situasi ini pun dibaca KontraS sebagai bentuk intimidasi dari pihak-pihak yang diuntungkan dalam RUU TNI.
Namun demikian dalam keterangannya KontraS mengaku tidak akan gentar dalam menolak RUU TNI.
Sebab RUU TNI dikhawatirkan akan mengekang demokrasi Indonesia seperti era Orde Baru yang lalu.
Diketahui Rapat Panja membahas RUU TNI yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, selama dua hari sudah selesai dilakukan.
Adapun, rapat kali ini digelar di hotel bintang lima, Hotel Fairmont Jakarta sejak 14-16 Maret 2025.
Rapat itu kemudian digeruduk Koalisi Masyarakat Sipil. Pihak pendemo juga mengecam DPR RI dan pemerintah yang melangsungkan rapat di hotel mewah di tengah seruan efisiensi anggaran.
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Indra Iskandar beralasan sengaja memilih hotel mewah untuk rapat lantaran agar pihak yang terlibat rapat bisa istirahat di tempat memadai usai menjalani rapat yang cukup panjang.
Indra mengatakan rapat tersebut sesuai Tata Tertib (Tatib) DPR Pasal 254, yang memungkinkan penyelenggaraan rapat dengan urgensi tinggi di luar gedung parlemen dan atas seizin pimpinan DPR.
"Ya jadi kita bicara aturan dulu gitu ya, aturan berkaitan dengan rapat-rapat dengan urgenitas tinggi itu dimungkinkan untuk tidak di Gedung DPR," kata Indra saat dihubungi pada Sabtu (15/3/2025) seperti dimuat Tribunnews.com.
Menurut Indra, pemilihan Hotel Fairmont dilakukan setelah pihak sekretariat menjajaki beberapa hotel.
Dari lima hingga enam hotel yang dipertimbangkan, hanya Fairmont yang tersedia dan memenuhi kebutuhan teknis Panja revisi UU TNI.
"Nah teman-teman sekretariat itu memang menjajaki beberapa hotel, ada 5-6 hotel ya, tetapi yang available itu satu ya, pertimbangannya yang available dengan format Panja RUU ini," ujar Indra.
Selain itu, Indra menuturkan bahwa Fairmont memiliki kerja sama dengan DPR melalui government rate, sehingga biayanya tetap sesuai dengan Standar Biaya Masukan (SBM) yang berlaku.
"Yang kedua adalah hotel yang punya kerjasama government rate dengan kita yang harganya terjangkau dengan SBM kita," ucapnya.
Dia menambahkan, Panja revisi UU TNI bersifat maraton dan berlangsung hingga dini hari, sehingga membutuhkan lokasi dengan fasilitas istirahat yang memadai.
"Karena ini sifatnya maraton dan simultan dengan urgensitas tinggi, memang harus dilakukan di tempat yang ada tempat istirahat," ungkap Indra.
Sumber; tribunnews
Foto: RUU TNI - Koalisi Masyarakat Sipil Tolak RUU TNI yang dibahas secara diam-diam di Hotel Fairmont, Tanah Abang, Jakpus, Sabtu (15/3/2025). Salah satu wartawan sempat jatuh karena didoronh pihak security/Istimewa
Artikel Terkait
Gibran Ditertawakan cuma Berani Datangi Kampus Tanpa Mahasiswa
Dag Dig Dug! Pembayaran THR Eks Buruh PT Sritex Ternyata Menunggu Penjualan Aset
Mulyono cuma Berani Keluyuran Jakarta-Solo
Saatnya Bambang Tri Berhak Menerima Tanda Jasa Atas Pembongkaran Ijazah Palsu, dan Jokowi Layak Divonis Mati!