MURIANETWORK.COM - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya pernah mendapat ancaman bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal anjlok akibat program makan bergizi gratis (MBG) yang ia canangkan.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, pada Rabu (4/12) silam.
"Ada ancaman ke ekonomi, 'Pak karena gagasan makan bergizi harga saham indeks turun.' Saya bilang aja, 'kasih tahu ya, saya nggak punya saham, rakyat di desa-desa juga tidak punya saham. Kalau saham jatuh, iya pemain bursa itu (yang terdampak)'," kata Prabowo dalam pidatonya kala itu.
Namun, Prabowo mengaku tak gentar dengan ancaman tersebut. Ia menegaskan dirinya tak bermain saham dan tidak terpengaruh oleh naik-turunnya IHSG.
"Dan rakyat di desa-desa enggak punya saham. Benar? Kalau saham jatuh ya pemain-pemain bursa itu," kata Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyoroti bahwa saham bagi rakyat kecil ibarat judi.
Menurutnya, mereka yang bermain saham tanpa modal kuat hampir pasti akan kalah, sementara yang diuntungkan adalah pemilik modal besar.
"Saya kasih tahu ya. Main-main saham itu kalau orang kecil pasti kalah, itu untuk orang kecil sama dengan judi itu. Yang menang bandar besar yang kuat, ya kan," ujarnya.
Ia bahkan sempat meledek beberapa menterinya yang kemungkinan bermain saham, salah satunya Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah. Pernyataannya ini pun disampaikan sambil tertawa.
IHSG anjlok pada Selasa (18/3) siang per pukul 11.49 WIB. IHSG terperosok 420,97 poin atau minus 6,58 persen ke level 6.046.
Kondisi ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) di bursa saham untuk meredam volatilitas pasar.
Menurut Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, kejatuhan IHSG yang signifikan ini tergolong anomali jika dibandingkan dengan bursa regional lainnya.
"Jika melihat bursa Asia seperti Nikkei yang naik 1,4 persen, Shanghai yang hanya menguat 0,09 persen, STI 1 persen, dan FKLCI 1 persen, maka koreksi IHSG mengindikasikan kekhawatiran investor terhadap ekonomi Indonesia dan pasar keuangan," jelasnya.
Oktavianus menambahkan beberapa faktor turut memperparah tekanan di pasar saham domestik, seperti meningkatnya credit default swap (CDS) Indonesia ke 76 basis poin per 27 Februari 2025, depresiasi rupiah sebesar 0,6 persen sejak Januari, serta melebar spread Surat Berharga Negara (SBN) dengan US Treasury 10 tahun hingga 255 basis poin.
"Selain itu, pemangkasan rating saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang mengkhawatirkan pelebaran defisit anggaran turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG," tambahnya.
Tak hanya itu, investor asing juga terus menarik dana mereka dari pasar modal Indonesia.
Data hingga 17 Maret 2025 menunjukkan arus modal keluar (capital outflow) mencapai Rp26,9 triliun.
"Jika IHSG terus melemah hingga minus 5 persen atau lebih, kemungkinan regulator akan melakukan trading halt untuk menstabilkan pasar," kata Oktavianus.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dan Uang Ibrahim Assuaibi menyoroti faktor eksternal yang turut menekan IHSG.
Menurutnya, kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden memicu kekhawatiran pasar.
"Trump kembali mengangkat isu perang dagang, terutama dengan negara-negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko. Ini bisa berdampak negatif terhadap ekonomi global dan pasar keuangan," ujarnya.
Ibrahim juga menyoroti arus modal asing yang terus keluar dari pasar modal Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
"Investor mulai menarik dananya karena ketidakpastian ekonomi domestik, terutama terkait defisit anggaran yang baru saja diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani," jelasnya.
Jika defisit ini tidak ditangani dengan baik, ia memperkirakan pelebarannya akan berlanjut hingga akhir tahun.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian. Ibrahim mengungkapkan dengan eskalasi perang dagang dan ketidakpastian global, nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp16.900 per dolar AS sebelum akhir tahun.
"Kondisi ini pasti akan mempengaruhi IHSG," tambahnya.
Di sisi lain, gejolak konflik di Timur Tengah turut menambah tekanan di pasar keuangan global.
"Serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 120 orang telah memicu eskalasi perang terbuka dengan Hamas. Konflik ini menyebabkan dolar AS kembali menguat, sementara pasar menjadi lebih berhati-hati terhadap aset berisiko," pungkasnya.
Dengan berbagai sentimen negatif ini, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan dalam beberapa waktu ke depan.
Sumber: CNN
Artikel Terkait
Jelang Pengesahan RUU TNI, Mahasiwa Trisakti Geruduk DPR hingga Sandera Menteri Hukum
Waduh, Ifan Seventeen dan Deddy Corbuzier Ketahuan Ternyata Belum Lapor Kekayaan Sejak Dilantik
Ditemukan Modus Baru Kecurangan Isi BBM, Takaran Dikurangi Menggunakan Aplikasi
Soal Temuan Ladang Ganja di Bromo, DPR Bakal Panggil Kemenhut: Jangan-jangan Bukan Hanya di Sana